Sadewa Nugraha, pemuda 20 tahun yang akrab disapa Dewa itu memarkir sepeda motornya di samping gedung Kafe Gemilang. Setelah membuka helm, iapun melangkah gontai menuju pintu belakang yang menjadi pintu karyawan.
Jam tangannya menunjukkan pukul 8 lewat 15 menit. Sebetulnya ia sudah telat 15 menit. Seharusnya kafe sudah buka. Tapi ketika tiba di pintu belakang, ia malah kaget melihat pintu yang masih tertutup rapat.
Dewa mencoba menekan gagang pintu tapi ternyata terkunci. Aneh sekali, pikirnya. Untuk memastikan, pemuda itupun mengintip dari lubang kunci. Ia tak melihat siapa-siapa di dalam. Kemana semua orang, pikirnya. Apakah hari ini libur? Tapi kenapa tidak ada pemberitahuan di grup? Atau justru ia melewatkannya?
Untuk memastikannya, Dewa membuka ponselnya dan mencari obrolan grup. Ternyata benar dugaannya, tak ada pemberitahuan apa-apa di grup itu. Maka, Dewapun kemudian menghubungi Gabriel, salah satu rekannya.
"Halo Gab, kau dimana? Kenapa kafe tutup?" tanya Dewa begitu Gabriel menjawab teleponnya.
"Kita semua sedang ada di kantor polisi Wa. Tadi ada dua orang polisi yang mendatangi kafe dan meminta kita semua untuk ke kantor," ungkap Gabriel dengan suara yang pelan.
"Apa? Terkait apa?" tanya Dewa pula. Ia jadi terpikir, apakah Bondi sampai melaporkan kasus pencurian pisau yang dilakukan Nathan ke polisi? Apakah ia setega itu? Belum cukup sudah memecat Nathan dalam kondisi sakit?
"Pak Bondi, Wa... Pak Bondi tewas," bisik Gabriel lagi.
"Hah?" sembur Dewa pula spontan. Padahal baru tadi malam ia bertemu dengan managernya itu. Sekarang tiba-tiba ia mendengar kabar duka begini.
"Kau bercanda Gab?" terka Dewa yang masih tak percaya pada temannya itu. Gabriel memang terkenal usil.
"Aku serius. Coba angkat video call dariku agar kau percaya," tukas pemuda itu pula. Benar saja, sedetik kemudian ada panggilan video yang masuk ke ponsel Dewa yang berasal dari Gabriel. Dewapun mengangkatnya dan ternyata yang dikatakan Gabriel benar. Ia sedang berada di kantor polisi bersama 8 orang rekan lainnya.
"Kau segera menyusul kesini. Kita semua ditunggu di kantor polisi untuk di interogasi satu persatu," ujar Gabriel lagi. Dewa mendengus kemudian menyetujui permintaan itu. Ia segera mematikan hubungan pembicaraan dan bergegas naik ke sepeda motornya lalu melaju meninggalkan gedung kafe.
-------------------------------
Lima belas menit kemudian, Dewa tiba di kantor polisi. Ia memarkir sepeda motornya dan bergegas masuk ke dalam gedung. Ia sudah betukar pesan dengan Gabriel dan pemuda itu sudah menyebutkan dia dan teman-temannya ada dimana. Dewapun bergegas menuju ruangan yang dimaksud setelah bertanya pada beberapa petugas.
Dewa langsung menghambur ke dekat teman-temannya itu begitu melihat mereka sedang duduk mengantre di depan sebuah pintu ruangan yang tertutup rapat.
"Hei, apa yang terjadi sebetulnya?" tanyanya.
"Pelankan suaramu," bisik Gabriel. "Seperti yang kubilang tadi, Pak Bondi ditemukan tewas pagi ini," sambungnya pula dengan suara yang pelan.
"Tewas bagaimana?" tanya Dewa lagi.
"Tewas ya tewas Wa. Mati. Meninggal. Napasnya habis," celutuk yang lain.