Lucathea

Jesica Ginting
Chapter #34

Jarak yang Tak Terduga

Althea membuka matanya perlahan, menyipit karena silau sinar mentari pagi yang menembus tirai putih rumah sakit. Aroma antiseptik yang familiar menyergap hidungnya, dan detak jantungnya mulai stabil kembali. Di samping ranjangnya, Nadine duduk dengan wajah cemas, tangannya menggenggam tangan putrinya erat-erat.

"Mama?" suara Althea parau.

Nadine tersenyum lega dan mengangguk pelan. "Iya, Nak. Kamu pingsan lagi tadi. Kamu buat Mama khawatir banget, Sayang."

Althea mengerjap beberapa kali, mencoba mengingat apa yang terjadi. Pusing, lemas, muntah, lalu... gelap.

"Mas Luca?" tanyanya nyaris seperti bisikan.

Nadine menenangkan, membelai rambut Althea. "Dia udah di jalan ke rumah sakit. Dia bakalan datang, Sayang. Dan Mama udah kasih tahu semuanya ke suami kamu."

Althea menatap ibunya, napasnya tertahan. "Semuanya, Ma?"

Nadine menganggukkan kepalanya. "Termasuk soal kehamilan kamu, Sayang."

Althea memejamkan mata. Ada perasaan lega sekaligus cemas. Ia belum tahu bagaimana reaksi Luca terhadap kabar itu.

***

Sementara itu, Luca yang baru tiba di Paris langsung menuju rumah sakit tempat Althea dirawat. Begitu keluar dari mobil, ia langsung berlari masuk ke gedung rumah sakit, langkahnya panjang-panjang, nafasnya memburu. Tak peduli pada tatapan orang sekitar, tak peduli pada ransel kecil yang tergantung di bahunya, satu-satunya yang ia pikirkan hanyalah Althea.

Sesampainya di lantai tiga, tepat di depan kamar rawat Althea, Luca menarik napas panjang. Tangannya sempat ragu untuk menyentuh gagang pintu. Namun ia tahu, ia harus masuk. Ia harus melihat sendiri bahwa Althea baik-baik saja.

Begitu pintu terbuka, pandangannya langsung tertuju pada sosok istrinya yang terbaring di ranjang. Matanya menatap lemah ke arah jendela, wajahnya pucat, tapi tetap cantik seperti biasanya.

"Thea," panggil Luca lirih.

Althea menoleh, dan seketika matanya membesar saat melihat suaminya berdiri di ambang pintu. Namun yang terjadi berikutnya sungguh tak terduga. Althea menutup mulutnya cepat-cepat, ekspresinya berubah panik. Ia mendorong selimut, lalu segera turun dari ranjang dengan susah payah.

"Thea!" Luca refleks bergerak ingin menahan, namun langkahnya terhenti begitu melihat Althea berlari terburu-buru ke kamar mandi. Suara muntah terdengar jelas dari dalam.

Nadine yang melihat kejadian itu hanya bisa memejamkan mata dan menghela napas berat. Ia menepuk bahu Luca pelan. "Efek kehamilan. Maaf, Nak, mungkin Thea terlalu lelah, terlalu tegang, atau mungkin terlalu kaget lihat kamu datang."

Lihat selengkapnya