Sudah delapan belas minggu usia kehamilan Althea Collins Nabastala saat ini. Waktu yang cukup panjang untuk menanti perkembangan kecil yang makin nyata dalam tubuhnya. Perutnya belum benar-benar besar, tapi cukup menonjol dan terasa padat saat disentuh. Kandungan itu membuat tubuh Althea terasa lebih berat, tapi juga menghadirkan kebahagiaan yang tak pernah ia bayangkan akan dirasakan di usia semuda ini—sebagai seorang istri, sebagai seorang calon ibu.
Dan satu hal yang semakin memperkuat kebahagiaan itu adalah Luca. Sang suami yang makin hari makin menunjukkan perhatian yang tak setengah-setengah. Bahkan sejak mereka kembali ke Jakarta, Luca benar-benar menempatkan Althea di puncak segalanya. Ia sudah kembali bekerja, namun begitu ada waktu luang, Luca akan langsung pulang dan memeluk istrinya seperti laki-laki yang bertemu cinta sejatinya setiap hari.
Seperti sekarang ini, Luca juga diam-diam merancang sesuatu. Sesuatu yang besar bagi mereka. Luca ingin memberi kejutan untuk Althea, dan momen paling tepat untuk itu adalah saat mereka akan tahu jenis kelamin bayi mereka.
***
Malam sebelumnya, mereka melakukan pemeriksaan USG ke rumah sakit. Althea yang penasaran sempat menanyakan kepada dokter tentang jenis kelamin bayi mereka. Tapi tanpa sepengetahuan Althea, Luca ternyata sudah terlebih dahulu berbicara dengan dokter, memintanya untuk merahasiakan jenis kelamin bayi itu dari mereka berdua dulu. Luca ingin menjadikan pengumuman itu sebagai bagian dari acara kejutan kecil yang ia rancang.
"Aku belum tahu juga kok, Sayang. Sumpah," ujar Luca sambil mencium dahi Althea yang sedikit manyun karena penasaran.
Althea memeluk bantal panjangnya sambil berbaring, "Tapi Mas keliatan kayak tahu sesuatu. Jangan-jangan Mas kerja sama sama dokter, ya?"
Luca tertawa kecil, lalu memeluk istrinya dari belakang, membiarkan perutnya menyentuh pinggang Althea yang makin berisi. "Kalau aku tahu pun, aku pasti bakal kasih tahu kamu dengan cara yang paling berkesan. Nggak asal ceplos di ruang tunggu, Istriku Sayang."
"Hm... ya udah, deh," balas Althea pelan. Ia masih merasa penasaran, tapi juga percaya pada kejutan-kejutan kecil dari suaminya.
***
Selama berminggu-minggu sebelum pemeriksaan itu, Luca sudah menghubungi seorang dekorator acara profesional, yang sebelumnya pernah menangani pesta ulang tahun kecil untuk anak pemilik perusahaan rekanannya. Dekorator itu datang ke rumah mereka secara diam-diam, menyusun konsep baby shower yang tidak heboh, tapi tetap elegan dan penuh makna.
Luca memilih konsep warna putih dan gold sebagai tema utama. Panggung kecil dengan lampu sorot hangat, bunga hydrangea yang menghiasi pinggir meja panjang, dan tirai lembut yang menjuntai di sudut taman belakang rumah mereka. Bahkan Luca menyewa tim katering vegan dan rendah gula, karena ia tahu Althea sangat menjaga asupan selama kehamilan.
Yang paling spesial dari seluruh rencana itu adalah Luca memesan petasan warna yang akan memancarkan warna biru atau merah muda, tergantung pada jenis kelamin si bayi kecil mereka. Dan hanya dokter yang memantau kehamilan Althea sajalah dan juga tim dekor yang tahu kode warna apa yang akan memeriahkan acara istimewa itu.
Nadine sangat tersentuh melihat semua perhatian dan cinta yang ditunjukkan Luca kepada putrinya. Ia tak hanya membantu memilih pakaian baby shower, tapi juga menjadi peran kunci dalam memastikan Althea tidak mencium gelagat apa-apa.
***
Hari itu pun tiba.