Untuk apa saya menulis?
Itu pertanyaan yang beberapa kali ditanyakan orang lain kepada saya. Tidak ada satu pun yang tahu, hingga kamu membaca catatan ini, bahwa pertanyaan itu pun senantiasa saya tanyakan ke diri saya sendiri.
Pada awalnya saya menulis untuk kabur dari kenyataan. Dunia sehari-hari saya, meskipun menyenangkan, selalu terasa kurang. Saya ingin dunia yang lebih dari apa yang saya alami setiap hari. Saya tidak bisa menemukan itu di mana pun, kecuali menciptakannya sendiri melalui tulisan.
Saya kira itu salah satu alasan kenapa saya menulis, untuk menciptakan dunia alternatif bagi diri saya sendiri.
Namun, seiring berjalannya waktu, saya menemukan alasan lain. Saya menyimpan pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, yang tidak bisa saya sampaikan melalui suara. Saat saya marah, gelisah, patah hati, cemburu, cemas, takut, saya tidak selalu bisa mengungkapkannya bahkan kepada orang yang sangat dekat dengan saya. Saya hanya tahu satu cara untuk mengeluarkan ragam macam emosi itu: menulis.