Wangi parfume nya aku kenal, suara tawanya amat ku hafal. Suara kaki melangkah dan berhenti tepat didepan mejaku. Ahh, sungguh tak percaya. Apa ini nyata? Atau hanya ilusi semata? Teman sebangku yang akan menemaniku sampai ujian ini berakhir adalah dia yang selama ini aku harapkan agar selalu ada untukku. Ridho Aria, yaa dia Ido.
Lemparan kertas tepat didepanku. Padahal ujiannya belum dimulai, apakah ini sekedar simulasi untuk sistem menyontek agar lebih terorganisir?
Oh ternyata bukan contekan, surat dari Rianti untuku. Begini katanya :
Faaa, jangan salting gitulah. Kaliankan udah deket. Ini jalan kalian untuk semakin dekat dan dekat. Siapa tau bisa ada kejelasan abis ini. Fokus yaa ngisi soalnya faa, semangat hahaha..
"HAHAHAHAHH" aku tak bisa tahan tawaku, membuat orang-orang sekelas pandangannya hanya tertuju padaku. Aku malu, takut Ido elfeel.
"Ya ampun do, itu shofa diapain nyampe ketawa gitu. Udah makin nyaman ya do?"ceteluk salah satu teman Ido, Dani namanya
Ido menatapku dengan senyuman manisnya. Akupun membalas senyuman itu. Kami mengabaikan orang-orang yang sedang heboh memojokkan kami. Ido yang sibuk memainkan hp nya, dan aku yang pura-pura membaca buku agar melampiaskan kesalahtingkahanku ini.