Luka Hati di Kaki Merapi

Sukini
Chapter #18

Akhir Perburuan

Waktu berjalan. Sudah hampir jam tiga sore. Sudah hampir satu jam mengintai, tetapi anak-anak itu belum juga menemukan hal-hal yang mencurigakan di rumah Gito. Rumah sepi, tidak terlihat orang keluar masuk. Triman dan teman-temannya berpura-pura bermain di halaman rumah Lik Parmin

“Bagaimana ini, Man? Kok, masih sepi-sepi saja?” tanya Tini sambil memandang ke arah Triman.

“Sabar. Kita tunggu sampai Lik Gito dan Lik Noto muncul,” jawab Triman. Matanya terus melihat ke arah rumah Gito.

Tidak lama setelah itu, apa yang mereka tunggu muncul. Sebuah motor terlihat memasuki halaman rumah Gito. Seperti yang sudah diduga, setelah memarkir motor, Gito dan Noto mengambil peti dari gudang belakang rumah, kemudian membawanya pergi dengan mengendarai motor.

“Aku dan Yono akan langsung ke rumah Mr. Frans. Eko dan Tini segera beri tahu Mbah Karto,” kata Triman memberi perintah.

Saat itu juga, Tini dan Eko berboncengan naik sepeda ke rumah Lurah Wardi, Lurah Desa Kebon Arum. Eko mengayuh sepeda sekuat tenaga. Tini membonceng di belakangnya. Sedangkan, Triman dan Yono berlari sekencang-kencang menuju rumah Mr. Frans.

Triman dan Yono lerus berlari kencang. Mereka merasa napas mereka hampir putus. Namun, jika berhenti dahulu untuk beristirahat, mereka takut terlambat sampai di rumah Mr. Frans. Tampaknya semesta memang selalu mendukung praktik-praktik baik. Ketika mereka merasa tidak sanggup berlari lagi, dari belakang mereka terdengar suara sepeda motor. Suara itu makin lama terdengar makin dekat. Hingga akhirnya, motor itu berjalan pelan persis di samping kedua anak yang larinya mulai melambat itu.

“Kalian mau ke mana?” tanya pemilik motor.

Ternyata, ia adalah Pak Yitman. Salah satu guru SDN Tumpang.

Triman dan Yono yang sudah menghentikan larinya, membungkukkan badan. Berusaha mengatur napasnya yang tersengal.

 “Mau ke Kebon Arum, Pak. Di suruh Mbah Karto,” jawab Triman setelah napasnya mulai teratur.

“Ayo, Bapak antar,” kata Pak Yitman.

Ketika itu, kebetulan Pak Yitman juga tengah dalam perjalanan menuju Desa Kebon Arum. Ia ingin menengok saudaranya di desa itu yang sedang sakit.

Triman dan Yono lega sekali. Yono segera naik ke boncengan vespa warna hitam milik Pak Yitman. Sementara itu, Triman duduk di depan bawah, di depan kaki Pak Yitman. Triman dan Yono meminta tolong Pak Yitman untuk diturunkan di dekat rumah Mr. Frans. Pak Yitman menuruti permintaan anak-anak itu tanpa banyak bertanya. Pak Yitman yakin, kalau Mbah Karto yang menyuruh mereka, pasti itu urusan penting.

Dengan naik motor, perjalanan ke Desa Kebon Arum menjadi sangat cepat sampai. Triman dan Yono pun jadi tidak capai. Sekarang, mereka telah sampai di dekat rumah Mr. Frans. Setelah menurunkan anak-anak itu, Pak Yitman langsung melanjutkan perjalanannya. Kedua anak itu langsung mencari tempat persembunyian di dekat rumah Mr. Frans.

Sementara itu, Tini dan Eko telah sampai di depan rumah Pak Lurah Wardi. Tini segera menyampaikan kepada Mbah Karto kalau Gito dan Noto sedah berangkat ke rumah Mr. Frans.

Lihat selengkapnya