Dalam Kamus Psikologi (James Drever) Cinta (love) merupakan sebuah perasaan khusus yang mana berkaitan dengan kesenangan yang menyangkut sebuah objek
***
Now Play: Naul – Memory of The Wind
Kirina PLAYLIST
Afternight Project – For You
Baek Ji Young – Like Being Hit by A Bullet
Beige – Because I Miss You
Bro – A Sad Man
Jung Joon Young (공감) (Feat. 서영은) – SYHMPATHY
Lee Hyun – Because It’s You (ost Romantic Doctor Teacher Kim)
Park Hyo Shin (박효신) – It’s You
Park Hyo Shin (박효신) – Wild Flower
Wax – Tears Are Felling
Yesung – It has to be you (ost cinderella step sister)
Yim Jea Bum ft (Taeyeon of Girls Generation) – Scars Deeper Than Love
***
“What the fart? Jangan ngaco deh Kir. Udah hapus tuh deh ingus lo, jijik gue liatnya." Rani dengan cepat menyerahkan kotak berisi tisu padaku yang sedang sesenggukan tidak jelas. Rani masih melihatku dengan wajah bingung bercampur kesal. Karena baru saja, setelah sekian lama- aku berani mengatakannya di depan orang lain yang bukan keluargaku.
“Aku ingin mati.”
Rani mengambil ponselnya, kulihat anak itu dengan seksama. Sepertinya ia sedang membuat pesan untuk seseorang, wajahnya yang diam terlihat ragu dan takut.
“Kir, kita keluar yuk. Ganti baju lo.”
“Kemana? Ini sudah malam Rani.” kulihat jam di atas meja belajar, sudah menunjukkan pukul delapan malam. Jam malam kami sudah lewat satu jam yang lalu.
“Makan sate di depan, atau beli es, atau juga lo mau makan yang lain? Ayuk, daripada di sini, bahaya kalau ada setan lewat. Omongan lo barusan agak bahaya Kirina!"
“Nggak, ini sudah malam. Kita bisa kena hukum nanti. Setan lewat cuma alasan kamu aja supaya bisa keluar kan?"
“Iya alasan doang, supaya temen gue ini bisa terlihat lebih manusiawi. Karena sekarang lo bertingkah seperti robot yang nggak punya perasaan sama sekali Kir.”
“Kita bisa kena hukum, kalau keluar jam segini!”
“Nggak akan, gue jamin itu. Ayuk buruan, ganti baju.” Rani berkata dengan nada tegas, tangannya hampir merobek bajuku saat menarikku dengan paksa. Aku menatapnya tajam, mataku seolah membakar, mencoba menahan tarikannya. “Ran, nggak perlu.” Suaraku terdengar serak, seperti ada sesuatu yang tercekat di tenggorokan, membuat kata-kata itu sulit keluar.
Rani terdiam sejenak, wajahnya berubah. Ada raut kekhawatiran yang melintas di wajahnya, seakan-akan aku baru saja mengucapkan kalimat yang bisa menghancurkannya. Tangannya menggenggam tanganku lebih erat, seperti mencoba mengikatku dengan sesuatu yang lebih kuat dari sekedar kata-kata.
“Kir…” Rani berbisik, suaranya hampir pecah. Wajahnya yang selalu ceria kini dipenuhi kesedihan yang mendalam, matanya berkaca-kaca, seperti langit yang hendak menangis. “Jangan pernah ngomong gitu lagi. Jangan!” Aku terdiam. Ada sesuatu di dalam diriku yang merasa kosong, seperti ada jurang yang menganga antara aku dan dunia yang berusaha menarikku ke dalamnya. Semua terasa hampa.
Rani mengerutkan kening, matanya penuh dengan tekad yang sama besar dengan cintanya yang tak terucap. “Jawab Kirina. Lo janji sama gue, nggak akan pernah berfikiran untuk melakukan hal aneh-aneh, sekecil apapun itu. Meskipun dunia nggak berpihak sama lo, gue dan Langit … kami akan selalu ada buat lo. Kita akan tetap ada, kayak bintang yang nggak pernah hilang meskipun langit kadang mendung.”
Suara Rani itu seperti sebuah janjian yang dipatri dengan segenap hati. Seperti pelukan yang memaksa agar aku tidak terjatuh. Tapi hatiku terasa terjepit, dipenuhi keraguan dan rasa takut yang membekapku.