Mencintai itu gampang-gampang sulit. Begitu gampangnya aku jatuh cinta, dan begitu sulitnya aku melupakanmu.
~Adreson~
***
Adreson Uhtred Hartigan, anak pasangan Raja Sulthan Nazhirul dan Amita Saskara. Kini usia Adreson 19 tahun. Adreson memiliki wajah tampan yang sudah dibawa sejak lahir.
"Mah,Pah Adres mau ikut demo, tolong izinin," ujar Adres kepada orang tuanya yang sedang menonton televisi.
"Demo apaan, Dres? Perasaan baik-baik saja negara ini," jawab Sulthan-Papa Adres.
"Demo kenapa pak penghulu belum ngesahin Adres sama si dia," jawab Aderes santai.
"Gimana mau ngesahin, kamunya aja jomblo mentahun-tahun. Lagian demo kok kayak gitu," ujar Amita-Mama Adres.
"Lagian Mama sama Papah nih gimana si. Ngakunya orang tua zaman now, tapi ketinggaln informasi yang sedang viral," ujar Adres sambil mengambil makanan yang tersedia di meja.
"Emang kamu mau ikut demo apaan, Adreson?" tanya Mama dengan meninggikan nama snag anak.
"Adres mau demo, masa Adres menang bantuan BSM sama Kartu Pintar. Adres ini anak Papa Raja Sulthan, nggak berhak dapet gituan. Uang papa masih ada 987 Triliyun, 786kg emas, 200 emas batangan, 7 Lamborigin. Adres malu, lah dapet uang gituan," ujar Adres yang terus menelan makanan. Kedua orang tuanya menyesal telah melahirkan anak sebobrok, Adres.
"Kamu mau pamer sama para penghuni wattpad kalau kamu anak orkay?" tanya Papa Raja Sulthan.
"Biarin aja, mereka harus tau siapa Adreson. Toh mereka yang baca, jomblo yang sedang gabut sambil baca di pojok pinggir kamar," jawab Adreson.
"Adres, kalau Mama sama Papa buatin adik buat kamu, boleh dong?" ujar Papa Raja.
"Ya Allah, inget umur Mama, Papa. Adres malulah, umur Adres udah 19 tahun masa harus punya adik lagi," ujar Adres.
"Adres mau pergi kuliah dulu, inget umur!" pamit Adres.Hari ini Adres memiliki jadwal kuliah.
***
Kalian pikir dibedakan dalam sebuah keluarga itu tidak sakit? Sakit! Ya, itu yang sedang aku rasakan. Sebuah kesalahan membuat mereka membenciku.
Aku ini anakmu Pa, Ma, Kanaya Anrescha. Aku juga ingin kasih sayangmu. Di mana kasih sayang kaliam yang dulu. Apakah kini hilang begitu saja. Aku rindu segalanya. Segala tentang kita. Hanya karena sebuah kesalahan, menjadi menderitaan bagiku. Tidak semuanya salahku. Aku juga tak ingin semua itu terjadi. Tetapi, Tuhan telah berkehendak. Aku hanya bisa menolong dengan semampuku.
Apakah karena itu, kalian membenciku. Apakah kalian tau selama ini? Aku rindu kalian yang dulu. Dimana kasih sayang, tawa dan cinta yang selalu terpancar dari kalian. Kini hanyalah sebuah mimpi, itu semua tidak akan terjadi. Kenangan hanyalah tinggal cerita. Sebuah kenangan tidak bisa kembali.
Dan, apakah kesalahanku tak bisa dimaafkan. Bukankah Tuhan saja maha pemaaf, kenapa kalian tidak?
Aku ini anak kalian juga. Bukan dia saja anak kalian. Kalian terus saja menyalahkan diriku. Seakan aku ini sepenuhnya salah.
Pah, Mah. Peluklah aku untuk sekali ini saja. Aku rindu pelukanmu. Aku kini sudah dewasa Mah, Pah. Sejak kejadian itu, aku selalu menderita. Tak ada tempat untuk menuangkan segala keluh kesahku. Tak ada tempat untuk bercerita.
Anak sialan!
Ingin sekali aku meneteskan air mata. Menyebutku anak sialan. Kata yang selalu terlontar dari bibir manisnya itu. Tapi aku harus kuat. Tak boleh meneteskan air mata.
Wanita kuat wanita yang tak boleh meneteskan air mata. Kuat dan tangguh.
Aku yang setiap hari, selalu disambut dengan perkataan seperti itu. Aku ingin disambut seperti sambutan dulu, senyum yang selalu tampak darinya bukan pertanyaannya yang menyakitkan. Sudahlah itu bagiku itu hanya mimpi yang harus aku kubur dalam-dalam. Percumana saja, hanya dapat menyakitkan saja. Lagian, sudah biasa aku dapatkan darinya. Aku tak pernah membenci mereka, walaupun mereka membenciku. Aku harapkan suatu saat ada cinta dan kasih sayang yang mereka berikan kepadaku. Walaupun hanya sekecil biji jagung.
Kebersamaan dan kecerian sudah tak ada lagi dalam hidupku. Sakit sangat sakit, aku ingin bercerita. Tetepi harus bercerita kepada siapa.
Seperti biasanya, makan malam dihidangkan. Tetapk, tak ada pembicaraan apapun. Sepatah pun tak ada, hanya ada keheningan. Seperti tak ada penghuni.
Setelah makan malam, langsung saja pergi tanpa ada ucapan apapun. Sesulit itukah mereka mengucapkan dan menyapanya. Apakah bahasa itu perlu di beli?
Kamar, untuk saat ini adalah tempatku yang selalu aku curahkan. Hanya berdiam diri di kamar, tanpa ada tempat lagi.
Kebahagian akan datang, hanya saja perlu menunggu saja. Menunggulah hal yang tak menyenangkan.
Kanaya yang buru-buru memasuki ruang kelas, akibat takut terlambat. Hari ini ia datang agak siangan. Karena, semalam Kanaya menonton drakor sampai jam dua pagi. Banyak jodoh Kanaya di sebuah drakor terebut. Saking serunya, sampai lupa waktu. Untung saja masih ada waktu beberapa menit untuk memasuki gerbang kampus. Kanaya mengambil jurusan Fashion Design sebenarnya, Kanaya ingin mengambil jurusan Hukum, karena jurusan tersebut terkenal dengan banyaknya penghuni cogan dan Cecan. Kanaya pun mengakui itu.