Luka Liku Lara

Naufalyn Arabbani
Chapter #3

Perjuangan

Jangan sok-soan bicara cinta, Jika masih hobi makan.

~Guero Hioshi Martin~

***

Adreson lebih memilih ke toilet dari pada jantungnya terus tidak karuan dekat dengan Kanaya. Adreson heran dengan jantungnya sendiri, bisa-bisanya jantungnya dangdutan diwaktu yang tidak tepat. Adreson jatuh cinta kepada, Kanaya? Gila banget kalau Adreson harus jatuh cinta sama cewek krempengan kayak sapu tangan.

Bukannya Adreson cuek kepada Kanaya. Lagian pula Adreson tak  bisa ramah kepada semua cewek, kecuali ibunya. Setalah merasakan disakiti dan di tinggal pergi begitu saja. Dan kini dia kembali memunculkan mukanya dihadapan Adreson bersama pasangannya. Sungguh tak punya rasa malu. Setalah pengkhianatan yang mereka taburkan.

Karena, tak bisa mengontrol detak jantungnya, alhasil Adreson meninggalkan gawainya di meja makannya. Adreson terus bulak-balik tak tentu arah, jantungnya terus saja berdetak lebih kencang.

"Jantung, plis ya lo berhenti berdetak sekarang juga, atau gue keluarin juga lo dari tubuh gue," cerca Adreson.

"Tarik nafas, terus tarik lagi, hembuskan!" Saat menghembuskan, ternyata Adreson membuang gas alamnya sebanyak dua kali.

Brut!

Pret!

Adreson malu kepada dirinya sendiri, bisa-bisanya konyol juga. Adreson mengatur postur tubuhnya secool mungkin, agar tidak terlihat gugup dihadapan, Kanaya.

"Nah, dari tadi kek lo jantung berhenti dangdutan. Nanti kapan-kapan kalau lo mau dangdutan, gue bakal undang para penyanyi internasional dari berbagai negara," umpat Adreson.

Adreson kembali ketempatnya semula, Adreson terus memadang muka cueknya dihadapan, Kanaya. Dari kejauhan Adreson melihat Kanaya sedang memegang benda pipihnya.

"Ngapain lo pegang handphone gue?" tanya Adreson. Kanaya yang di tanya seperti itu, langsung mengembalikan gawainya.

"Maaf, kak. Tadi aku nggak sengaja kepegang," ucap Kanaya berbohong.

"Kalau punya sopan santun itu dipakai!" tegas Adreson.

"Iya, kak. Sekalai lagi aku minta maaf, lagian aku bosen kak. Makanan udah siapa di makan, tetapi kakak masih di toilet. Emangnya dari toilet kakak ngapain aja?" tanya Kanaya.

"Habis goyang itik, lo pakai nanya segala. Kepo amat sama urusan orang," tutur Adreson.

Kanaya hanya menunduk saja, tak berani menanpakan wajahnya dihadapan Adreson.  Kanaya pikir Adreson marah kepada dirinya, karena telah lancang membuka hal privasinya. Sungguh di luar dugaan, Kanaya. Adreson menyantap makanannya, Kanaya sesekali mencuri pandangan ketika Adreson sedang lengah. Mungki sangarnya Adreson itu membuat Kanaya tak berani menatapnya. Kenapa Kanaya tak pernah diperlakukan baik oleh seorang laki-laki. Sepertinya semua lelaki membenci dirinya, Papanya saja membenci dirinya. Sekarang juga Adreson tak pernah memperlakukannya dengan baik. Apakah Kanaya tidak ditakdirkan untuk disukai?

"Ngapain lo nunduk aja? Ada berlian dibawah meja, lo?" tanya Adreson yang membuyarkan semua lamunan, Kanaya.

"Ada, di mana tak ada seseorang pun yang dapat mengerti. Menunduk ketika semua orang tak memperlakukan dengan baik," jawab Kanaya.

Lihat selengkapnya