LUKA MEMELUK LUNA

essa amalia khairina
Chapter #20

DI BALIK RAHASIA

Luna masih terduduk di sofa ruang tamu, menunggu Adit pulang. Ia memandang jam dinding untuk kesekian kalinya. Sejak Surya pamit tuk pergi keluar kota, lagi dan lagi Adit tak pulang. Kemana dia? Batinnya. Apa ada sesuatu yang Adit sembunyikan darinya? Luna mulai cemas. 

Tiba-tiba, suara mobil terdengar di luar. Luna segera bangkit. Mobil Adit memasuki garasi. Ia menarik napas dalam-dalam, mempersiapkan diri untuk menghadapi luka atas jawaban-jawaban atau sikap Adit berikutnya. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi dia siap menghadapi.

Luna membuka pintu dengan lebar. Ia terkejut, bulat matanya saling tertangkap saat mendapati sosok Zaki di hadapannya. 

Dulu, saat Luna membukakan pintu rumah untuk Zaki, ada segurat kehangatan menyapa, membangkitkan semangat dan hati yang penuh suka cita. 

Tapi kini, lelaki itu memandangnya kosong nyaris dingin. Suasana hening, hanya terdengar napas mereka berdua.

Sungguh, Luna rindu masa-masa itu. Kelopak matanya berkaca dan menghangat seketika. "Ma-Mas Zaki."

"Sayang, kamu sudah pulang..." Sapa Tania mendadak muncul tiba-tiba. Ia melangkahi Luna dan memeluk Zaki dengan perasaan bahagia. "Akhirnya kamu pulang, Mas. Tumben telat?"

Luna selangkah mundur dan tertelan. Pahit!

"Aku ada meeting mendadak." Jawab Zaki datar. 

"Kalau begitu, aku siapkan kamu makan malam ya, Mas. Selagi kamu makan... Aku siapin juga air hangat untuk kamu mandi. Gimana?"

Zaki mengangguk dan merangkul Tania. Mereka mulai melewati Luna yang tertunduk, seolah menyembunyikan luka di hatinya. 

Andai saja aku yang ada di posisi Tania. Mungkin hubungan kita akan baik-baik saja, Mas. Sepertinya kamu mencintai dia dan perlahan melupakanku... 

Yang seharusnya ada bersamaku, itu kamu, Luna.

Luna menelan saliva, menyembunyikan kesedihannya. Dia merasa terlupakan dan tidak dihargai. Dengan perlahan, dia berpaling dan kembali ke sofa, berusaha menyembunyikan air matanya.

"Pekerjaanmu membuatmu lelah hari ini, Mas." Ucap Tania yang masih terdengar jelas suaranya ketika mereka semakin menjauh. 

"Lumayan," kata Zaki, 

Luna kini memandang langkah mereka ke lantai atas menuju kamarnya. Ketika mata mereka saling bertemu tadi, Luna merasa ada yang tersembunyi di balik mata Zaki. Apakah masih ada cinta di sana?


*********


Tengah malam, Zaki tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Dengan penuh kehati-hatian, Ia menyingkirkan lengan Tania dari atas dadanya dan bergerak turun dari tempat tidur setelah memastikan wanita itu tidur terlelap. 

Zaki berjalan pelan keluar kamar, menuruni anak tangga dan berhenti di ruang tamu. Ia mendapati Luna tertidur lelap di sana. Tanpa selimut dan hanya memeluk dirinya sendiri menepis hawa dingin yang mungkin menusuk tubuhnya. 

Hipotermia. Zaki masih ingat hal itu. Sungguh, ia tak ingin penyakit Luna kembali kambuh. Ia kemudian bergerak menuju kamar dan tak lama kembali ke bawah.

Zaki kembali ke ruang tamu dengan selimut hangat. Ia menutupi Luna dengan lembut, tanpa membangunkannya. Matanya menatap wajah Luna. "Kenapa kamu tidur di sini?" Bisiknya pada diri sendiri. "Apa kamu menunggu Adit pulang?"

Lihat selengkapnya