LUKA MEMELUK LUNA

essa amalia khairina
Chapter #21

PENYESALAN MEMBELENGGU ZAKI

Sampai saat ini Tania masih belum bisa menemukan bukti untuk memperkuat apa yang menjadi kecurigaannya selama ini kepada Zaki yang menurutnya memang benar. 

Tania memandang Zaki dengan mata penuh keraguan, usai lelaki itu keluar dari kamar mandi. "A-Aku rasa... Perbincangan kita tadi malam belum selesai."

"Apalagi yang ingin kamu katakan?" Zaki seolah merasa dirinya tak bersalah. 

"Kasihan?" Tanya Tania mendekat. 

Sebuah alasan Zaki kepada Tania usai dirinya kepergok tengah menyelimuti Luna yang tertidur pulas di ruang tamu tadi malam... 

"Benar-benar kasihan? Atau ada sesuatu yang lain?" tanya Tania dengan nada curiga.

Zaki terkejut, berusaha menyembunyikan kecemasan. "Tania, apa yang kamu pikirkan? Aku hanya ingin membantu Luna."

Tania mendekati Zaki, suaranya bergetar. "Membantu? Dengan menyelimutinya seperti itu? Apakah kamu tahu betapa sakitnya aku melihatnya?"

Zaki mengangkat tangan, mencoba menenangkan. "Tania, jangan salah paham."

Tania menarik napas dalam-dalam. "Aku tidak ingin salah paham. Aku ingin kebenaran, Mas!"

Zaki berpaling sesaat. Ia bergeming dengan tatapan kosongnya. Sungguh, ia pun tak bisa menyembunyikan perasaannya kalau dirinya memang masih mencintai Luna. Tapi, ia tak ingin juga menyakiti Tania atas kejujurannya ini. Apalagi bicara kepada Tania kalau menikah dengannya hanya sebagai bahan pelampiasan atas rasa cemburunya terhadap pernikahan Luna bersama Adit, itu pasti akan membuat Tania lebih terluka lagi.

Terlebih, saat Zaki pikir bahwa mereka memang saling mencintai. Tapi, saat mendengar pernyataan Tania kemarin-kemarin, membuat dirinya berpikir ulang mengingat-ingat apa yang dulu pernah Luna katakan, bahwa pernikahan mereka bukan semata-mata atas dasar saling mencintai.

Perasaannya sungguh campur aduk. Zaki menunduk, ia tak mampu menatap Tania. "Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan." Katanya pelan. 

Tania mendekat. "Jadi benar, Mas?! Kamu ada perasaan sama Luna?!"

Hening.

"Oh..." Tania mengangguk. Hatinya begitu peka, pikirannya sangat cerdas mengambil kesimpulan. "Atau... Kamu menikah denganku hanya untuk melampiaskan semua kekesalanmu dan rasa cemburu kamu terhadap Adit dan Luna. Iya, Mas?!"

Ketegangan di kamar mereka semakin memuncak. Zaki terjebak antara cinta, rasa bersalah, dan kebimbangan. Ia kembali menatap Tania dan berjalan menuju wardrobe

Sementara, Tania yang mulai gelisah, bergerak mendekat. "Apa arti pernikahan ini kalau kamu mencintai Luna?"

"Apa kamu gak peduli sama perasaan aku?!"

"Gimana sama Ayahku yang pasti kecewa mendengar ini?!"

"Kamu menikahi aku hanya untuk melampiaskan perasaan kamu. Iya kan, Mas?!"

Gerak Zaki terhenti saat ia selesai berpakaian. Ia menatap Tania kosong, dingin, tanpa emosi. "Aku butuh waktu. Dan sekarang... Aku harus bekerja."

Tania terdiam, membiarkan Zaki berlalu pergi dari kamar. "Wanita itu... Awas saja! Dia yang buat pernikahanku bersama Zaki hancur! Aku takkan tinggal diam, Luna!" Gumamnya penuh emosi yang berusaha ia telan dalam-dalam. 


***********


"Kamu baru pulang, Mas?" 

Sapa Luna saat pagi-pagi sekali melihat Adit muncul dari ambang pintu rumah. Ia berusaha mengejar mata Adit untuk bisa menangkapnya. "Mas, tunggu!"

Di samping itu, gerak Zaki, tepat saat dirinya menuruni anak tangga tak jauh dari adegan mereka. Pandangannya yang semula kosong oleh setengah lamunannya, ia mulai mengamati dengan serius percakapan di antara mereka. 

Lihat selengkapnya