LUKA MEMELUK LUNA

essa amalia khairina
Chapter #24

SEBAB

Tania merasa terpukul dan kecewa. Pernikahannya dengan Zaki yang semula dianggap sebagai cinta pertama yang benar-benar tulus, kini ternyata ia hanya di jadikan sebagai alat untuk melampiaskan rasa cemburu. 

Jahat. Satu kata yang kini terbenam di hatinya mengenai Zaki. Sungguh, ia tak terima atas perlakuan lelaki itu terhadapnya. Terlebih, melihat wajah lugu dan alim Luna yang ternyata menyimpan luka untuknya.

Tania merasa sakit hati dan kehilangan kepercayaan. Dia merasa di bohongi dan digunakan... 

Melihat wanita itu dari jauh sungguh membuatnya sakit, apalagi dari dekat. Batin Tania saat mendapati Luna tengah mematung diri menghadap kolam.

Sementara, apa yang telah di lakukan Adit benar-benar membuat Luna tak mengerti apa yang harus ia lakukan. Menerima bukan lagi perkara jalan untuk dirinya bahagia. Selama pernikahannya bersama Adit, tak ada sedikitpun secercah keikhlasan di dalamnya untuk membuat kehidupannya lebih baik lagi. 

Luna menyeka sudut matanya yang basah, mengingat kalimat yang Adit ucapkan tadi malam dan telepon wanita yang sempat ia terima. Fiona... 

"Lagi cari perhatian siapa?" Sapa seseorang mengejutkan. 

Luna menoleh dan mendapati Tania. 

Ia terkejut. Kali pertama wanita itu berada di dekatnya, menatapnya, memandangnya nyaris tak berkedip. 

Tania melangkah lebih dekat lagi. "Hai." Sapanya dengan senyuman. Senyum yang membuat Luna menimbulkan segudang tanya di pikirannya. "Kak. Boleh aku tanya sesuatu sama kamu?"

"Ta-Tania. Mau tanya apa?"

Bulat bola mata wanita itu memutar menatap langit. Detik berikutnya, Tania berhasil mengunci wajahnya. "Menurut Kak Luna... Pernikahan itu apa?"

Luna terkejut dengan pertanyaan Tania. Ia memandang Tania dengan mata berair, berusaha mencari jawaban yang tepat. 

"Ya kita sebagai wanita saling merasakan lah, ya." Tambah Tania. 

Sementara, Bik Tuti yang sibuk masak tiba-tiba mendapati keduanya berbincang dan berpikir hal sama seperti Luna. Jarang-jarang Tania datang mendekati Luna. "Apa maksudnya?" Gumamnya curiga. 

Luna tertawa tak mengerti maksud dari pertanyaan Tania yang secara tiba-tiba. "Ma-Maaf, aku... Aku gak ngerti kenapa kamu tiba-tiba bertanya hal ini, Ta-Tania."

"Kita ngobrol aja, salah ya? Lagipula... Posisi kita di sini kan sama. Seorang istri, seorang menantu... Dan seorang wanita yang tersakiti." 

"Tania..."

"Oh..." Tania mengacungkan ibu jari ke udara. "Cuma, bedanya... Kamu itu masih punya harapan untuk bahagia. Tapi sayangnya.... Kebahagiaan yang kamu ambil itu, sesuatu hal yang seharusnya menjadi milik aku."

Kalimat Tania perlahan membuat Luna mengerti. Zaki. Ya. Akhir-akhir ini secara tidak langsung lelaki itu memperlihatkan kepeduliannya terhadap Luna, nyaris di depan Tania. Luna tidak tahu apa maksud Zaki melakukan ini. Perasaannya yang berusaha menerima Adit, lagi-lagi terhalang oleh sikap Zaki yang tidak hanya membuat hatinya tenggelam di lembah kebimbangan, tapi juga memperkeruh masalah yang di hadapinya apalagi kalau sampai Tania tahu bahwa mereka mempunyai hubungan spesial di masa lalu. 

Dengan penuh kehati-hatian, Luna mulai mencari kata yang membuatnya aman. "Ma-Maaf, Tania. A-Aku gak ngerti sama yang kamu katakan."

Tania tertawa, pahit. "Kamu jangan pura-pura polos. Kamu ada hubungan sama Zaki dan masih memiliki perasaan cinta, kan?!" 

Tania tak ragu-ragu... Ia bahkan mendekati Luna lebih dekat, suaranya pelan tapi penuh emosi. "Jangan bohongi aku, Luna. Aku tahu semuanya. Zaki mencintai kamu, bukan aku. Aku hanya alat untuk melampiaskan rasa cemburunya."

Mata Luna terbelalak. Cemburu? Jadi Zaki menikah dengan Tania atas dasar itu semua? 

"Gimana? Kamu senang kan denger itu semua?"

Luna terkejut, matanya berair. "T-Tania, aku... aku tidak tahu apa yang harus aku katakan."

"Kamu tidak perlu berbohong, Luna. Aku lihat cara Zaki memandangmu. Aku tahu dia mencintaimu."

Luna gemetar, takut Tania mengetahui masa lalunya dengan Zaki. "Ta-Tania, aku..."

"Kamu pikir aku bodoh? Ku kira wanita sainganku lebih segala-galanya dariku, ternyata... Hanya gadis polos dan rendah seperti yang Lidya katakan!"

Luna tak bisa menahan air matanya. Ia tak mengerti mengapa bisa Tania tahu semua masa lalunya bersama Zaki, yang jelas di hadapannya sang pemilik hati Zaki yang baru merasa cemburu dan marah.

Tania melanjutkan, suaranya meninggi. "Kamu pikir aku tidak tahu? Zaki menikah denganku hanya untuk melupakanmu! Tapi aku tidak akan membiarkanmu memiliki dia lagi!"

Luna menangis, setidaknya Ia pun merasa bersalah. "Ta-Tania..."

Lihat selengkapnya