Jakarta 1 April 1994
Beberapa Tahun Sebelumnya
Joshua Yong, lelaki berstatus duda anak satu yang menikahi Melly gadis asli Surakarta asal Jawa. Joshua Yong sendiri asli Jakarta dan pekerjaan sehari-hari dia adalah berdagang keliling seperti alat dapur dan di rumahnya dia buka toko sembako.
Biasanya dia hanya menjaga toko dan yang bertugas keliling adalah karyawannya. Sudah garisan tangan Tuhan, hari minggu Joshua berdagang keliling dengan di temani putrinya (Aprilia Yong)
Saat itu dia bertemu Melly yang belanja alat dapur seperti panci, kuali, dan cobek karena Melly waktu itu sebagai karyawan Bank BRI yang sedang beralih tugas di kota Jakarta.
"Paman, tolong bungkuskan panci, kuali, dan cobek dan totalkan harganya sekalian," ucap Melly.
Joshua yang melihat Melly saat itu hatinya bagaikan tertarik seperti magnet. Dengan berani Aprilia mengeluarkan suara karena dia lihat ayahnya lain dari biasanya.
"Tante, hari ini gratis untuk tante dengan syarat tante beri nomor telepon tante ke saya, bagaimana?"ucap Aprilia.
Melly hanya senyum, baru ini dia belanja barang bayarnya pakai nomor telepon, akhirnya dia setuju.
Kemudian Aprilia yang bungkusin belanjaan Melly sedangkan Joshua hanya senyum saja dengan cara putrinya yang memberi pelayanan jual beli pakai nomor telepon ke pembeli.
Joshua sendiri tidak membantah malah dia se akan mendukung bahkan dia sangat berterimakasih ke putrinya karena telah memahami isi hati ayahnya ini.
"Rumah tante dimana?" Aprilia bertanya sambil memberi barang yang Melly beli.
"Asli Surakarta, tapi ini lagi beralih tugas saja kost di Jakarta Barat," jawab Melly dengan suara halus.
"Sudah nikah?"Aprilia bertanya lagi.
Joshua hanya senyum dan menunduk ke bawah.
"Alhamdulilah belum, dik."
"Wah, asyik!" Aprilia sepontan berdiri.
Joshua jatuh duduk tersungkur mencium panci. Kepalanya masuk dalam panci. Sehingga membuat Melly tertawa. Joshua yang dengar tertawa Melly di dalam panci hatinya terasa bergetar, seakan tawa itu ada bersamanya lebih dekat jaraknya.
"Hati-hati, paman," kata Melly sambil membuka panci dikepala Joshua.
"Aduh, kenapa harus dia yang buka bukan Aprilia. Buat malu saja, kenal cewek di sebalik panci periuk ini," gerutu hati Joshua.
Tiba-tiba suara bising dengan adanya pengumuman yang di sampaikan oleh tentara Bapak Negara menggunakan mik dan mobil itu berhenti agak jauh dari kumpulan Joshua. Tapi suara itu terdengar jelas oleh orang yang ada di sekitar sana.
Pengumuman
Assalamualaikum dan salam sejahtera.
Kami berharap kepada kalian semua besok datang ke acara syukuran untuk Bapak Negara kita di Istana Merdeka Jakarta. Kami sangat harapkan kehadiran kalian, terimakasih. Wasalam.
Kita kembali ke Aprilia dan Joshua yang sedang berdagang.
"Wah, papa besok ada perkumpulan kita hadir ya, itu tadi pengumuman yang di suarakan oleh Tentara Bapak Negara kita," ujar Aprilia dengan bahagia.
"Besok kamu datang?"Joshua tanya ke Melly.
"Insya Allah, paman," jawab Melly.
"Besok kami jemput, tante," sambung Aprilia.
Melly tidak menjawab dia hanya angguk saja. Dia juga merasa aneh saja, pedahal baru kenal tapi seperti sudah akrab. Gara-gara panci jadi mempunyai makna tersendiri.
*****
Malam hari
Malam minggu ini Aprilia nemenin ayahnya ngapel. Dia yang dandanin ayahnya dari baju sampai minyak wangi dia pilihkan.
"Papa, coba bercermin," ujar Aprilia sambil menarik lengan ayahnya dan berdiri di hadapan kaca.
Joshua senyum bangga kepada Putri semata wayangnya itu.
Malam ini dia pakai kemeja kotak warna hitam putih, jeans hitam, rambut belah pinggir klimis minyak Gatsby, gelang karet hitam melingkar dipergelangan tanganya.
Aprilia, dia sendiri memakai baju gaun diatas lutut warna merah dengan rambut panjang terurai. Walaupun baju itu di atas lutut tapi nampak longgar karna Aprilia postur tubuhnya kecil tinggi. Dia meniru almarhumah ibunya. Ayahnya berbadan tegap dan berisi.
"Siap papa," seru Aprilia dengan nada bahagia.
"Siap!"jawab ayahnya.
Lalu mereka berdua berjalan tegap menuju luar dan masuk kedalam mobil pick up siap menuju rumah Melly untuk ngapel malam minggu. Barang dagangan sudah mereka turunkan dulu sebelumnya.
"Hallo tante, di mana kos nya?" Aprilia kirim pesan lewat handphone.
"Jakarta Barat. Perumahan Dutamas dekat pasar buah. Nanti kalau sampai beritahu saja biar tante jemput," membalas pesan Aprilia.
Jaman dahulu handphone itu sebesar batu bata yang pakai antena
Tiba-tiba mobil yang mereka pakai mogok akhirnya mereka letak mobilnya di bengkel setelah itu mereka memanggil abang tukang becak. Karena saat itu hanya ada becak yang lewat dan Joshua tidak mau membuat Melly menunggu terlalu lama.
Sebelum berangkat Joshua memberi nomor handphone ke bengkel, setelah itu perjalanan ngapel malam minggu naik becak berlangsung.
"Kalau sudah selesai akan saya beri kabar lewat sms," kata tukang bengkel.
"Siap!" Joshua setuju.
Kemudian mereka menaiki becak ke rumah Melly.
*****
Masa berlalu.
Aprilia sudah memberitahu kalau dia sama ayahnya sudah sampai. Aprilia sudah membeli beberapa buah untuk Melly. Dari kejauhan Aprilia lambai tangan melihat gadis ayu berhijab pink berjalan ke arahnya. Melly, memakai baju kaos putih lengan panjang, rok hitam panjang dan jilbab pink marun.