"Hm, jadi. Kamu lulusan akuntan?"
"Benar, Pak."
Gadis itu mengangguk membenarkan pertanyaan pria di hadapannya.
Pria yang kelihatannya berusia sekitar 40an itu memajukan sedikit wajahnya mendekat menghadap Naina yang terlihat kaku.
"Selain ijazah ini. Apa kamu memiliki keahlian khusus?" bisiknya.
Naina terkesima mendengar pertanyaan pria itu, "Hah? Keahlian?" tanyanya kikuk.
Pria itu hanya mengangguk membenarkan pertanyaan Naina.
"B-begini, Pak, saya sangat giat dalam bekerja, saya cukup bagus dalam berhitung da..."
Laki-laki itu mengayun tangan kanannya sebagai isyarat agar Naina menghentikan perkataannya.
"Keahlian. Do you know skill?" Ia berkata seraya berdecak.
"Hah?"
Naina tersentak ketika HRD di hadapannya ini ngotot menanyakan keahlian yang dimilikinya. Apakah ia akan kembali dengan tangan kosong? Apakah berkas Naina akan dihempas seperti sebelumnya?
Naina menghela berat.
"Sa-saya tidak memiliki keahlian selain bekerja keras dan saya ti-tidak bisa bahasa asing," jawab Naina sedih.
"Tapi, Pak. Saya sangat andal dalam bekerja dan akan saya pastikan kerja keras saya tidak akan mengecewakan perusahaan ini," tambah Naina meyakinkan.
Pria itu tertawa kecil.
"Kerja keras?" tanyanya menyeringai.
Naina yang melihatnya dibuat takut sehingga gadis itu meremas kuat roknya.