Luka Seorang Wanita

DinaraBiyani
Chapter #1

1

Mas Hadi menghela napas kasar seraya berguling ke sampingku. Tak ada senyum seperti yang ia lakukan saat masih berada di atasku. Sejenak, keraguan muncul dalam hati untuk bertanya lebih. Apa hanya sebatas ini? Dua bulan kepergiannya ke luar kota karena urusan pekerjaan membuatku merasa sedih. Akan segala ucapan tetangga kanan kiri yang terus memojokkan Mas Hadi dengan tuduhan macam-macam. Meski begitu, segala upaya kupastikan jika pria yang menjadi suamiku dua tahun belakangan ini tak seperti itu. Karena satu hal, aku percaya.



Aku percaya sepenuh hati pada pria berbadan ramping di sebelahku ini. Karena dulu, kejujurannya lah yang membuatku menerima lamarannya.



Namun, dua bulan berlalu apa hanya begini sikapnya yang harus kuterima? Di mana masa yang kutunggu melepas rindu dengannya hanya sebatas lenguhan pendek dengan pekikan satu nama tertahan yang sempat kudengar dari bibirnya barusan?




"Mas ...."



"Aku capek, Nani. Tidurlah!"



Sejurus kemudian, pria yang kupanggil tersebut membalikkan badan membelakangiku. Serta menarik selimut menutupi hampir seluruh badannya.




Aku sadar jika Mas Hadi masih dalam keadaan capai, dengan begitu aku membiarkannya beristirahat meski dengan seribu tanya berkecamuk dalam kepalaku.




*****




"Keluar, Mas?"




Suamiku hanya menatap sekilas sembari tangannya membetulkan lengan kemeja yang dipakainya, kemudian mengangguk. Aku tersenyum riang, melihat anggukan Mas Hadi.



"Ayo," ucapnya. Membuat hati ini semakin bertambah riang mendengar ajakannya seiring langkah yang mulai kuayun dengan senang.



"Sebentar, Mas. Aku ganti baju sebentar."




"Kemana?"




Kaki yang hendak kulangkahkan dengan niat sedikit berlari berhenti seketika. Memutar badan ke belakang melihat Mas Hadi yang juga sedang menatapku, seolah heran.




"Ayo, buka pagarnya!" ucap Mas Hadi seraya berlalu.




Aku sadar betul, jauh sebelum hari ini aku bukan type perempuan yang mudah cengeng. Bahkan terkesan jarang menangis. Namun, hari ini sifat yang hampir tak pernah keluar dari diriku muncul seketika.


Lihat selengkapnya