Luminary

Sukma
Chapter #3

3 - Kontrak Darah

"Terdapat banyak rahasia yang ku miliki. Selama kau bekerja untukku, aku akan mempercayakanmu beberapa tugas penting. Tentu saja, aku akan memberimu bayaran yang sesuai jika berhasil menyelesaikannya dengan baik," Dalam ruangan kamarnya, Evelina duduk anggun di atas sofa. Matanya memandang keluar jendela di siang itu. Dari tempat duduknya, ia bisa melihat langit biru cerah yang dihiasi oleh awan putih melalui jendela yang lebar.

"Percayalah, saya akan menyelesaikannya dengan baik," ujar sang pengasuh, dengan mata yang penuh tekad. 

Evelina mengalihkan pandangannya kepada pengasuhnya, sorot matanya tajam, dan dia memberikan senyum kecil yang samar. "Kemarin, kau berjanji akan melakukan apapun untukku. Jika begitu, tandatangani ini dengan darahmu," Dia mengeluarkan selembar kertas berwarna coklat yang terlipat rapi. Di atas kertas tersebut, terdapat banyak tulisan yang tertulis dengan hati-hati.

"Da-darah?" Sang pengasuh yang berdiri di depan Evelina menjadi gugup dan ketakutan saat mendengar kata "darah" dalam ucapan Evelina.

"Tepat. Ini adalah kontrak darah. Kontrak yang tak bisa dilanggar. Jika ada upaya pelanggaran, konsekuensinya akan fatal," dengan tenang, Evelina menjelaskan. Dia meletakkan kertas tersebut di atas meja di depan pengasuhnya. Lalu, dia meraih cangkir teh dan mulai meminumnya. Sementara itu, pengasuh bergerak cemas untuk mengambil kertas kontrak dan membacanya dengan cermat.

"Aku tak akan memaksamu untuk menandatangani kontrak darah ini. Nanny bebas menolaknya," Evelina menaruh cangkir tehnya kembali ke meja, menatap pengasuhnya dengan mantap, dan melanjutkan, "Kontrak ini tidak akan merugikanmu, dan tugas yang akan kuberikan bukanlah sesuatu yang sulit. Dalam waktu dekat, aku berencana meninggalkan tempat ini. Pada saat itu, kontrak ini akan terputus."

"Tunggu, mengapa Anda ingin meninggalkan tempat ini?" Pengasuh tersebut merasa bingung. Dia tidak mengira bahwa Evelina berencana untuk pergi. Dia masih ingat saat pertama kali Count membawa Evelina ke rumahnya, kondisinya sangat buruk, seolah-olah dia adalah seorang anak yang terlantar yang baru saja diangkat dari jalanan.

"Hampir semua orang di sini tidak menginginkanku. Aku tak perlu membuang-buang waktu di tempat seperti ini," Evelina menjawab dengan nada ringan, namun di matanya terlihat adanya tersirat kesedihan.

"Saya mengerti, saya akan menandatanganinya," Pengasuh itu merasa sedikit tersindir oleh jawaban Evelina, dia berbicara tanpa berani menatap langsung wajah Evelina.

Mendapatkan jawaban yang dia tunggu, Evelina tersenyum. "Berikan kontraknya padaku."

Pengasuh tersebut segera memberikan kontrak itu kepada Evelina. Setelah menerima kontrak, Evelina meletakkannya di atas meja dan mengambil pisau tajam yang ada di sebelahnya. Dengan hati-hati, dia mengiris jari telunjuknya hingga keluar darah, dan darah itu jatuh ke atas kertas kontrak. Saat darah menyentuh kertas, kertas itu memancarkan cahaya keemasan yang samar-samar, dan dalam beberapa detik, cahaya itu menghilang.

Lihat selengkapnya