Luminary

Sukma
Chapter #5

5- Hiduplah Dengan Baik


Jauh di dalam ruang bawah tanah yang tersembunyi, hanya dirinya yang mengetahui keberadaan ruangan ini. Sosoknya berdiri dalam kegelapan, menatap bongkahan kristal yang sangat besar di hadapannya. Di dalam kristal yang transparan itu, terlihat jelas tubuh seseorang yang terjebak di dalamnya, seolah tubuh itu membeku di dalam balok es.

Tubuh tersebut adalah milik Ricardo, yang telah tersegel selama ratusan tahun. Jiwa Ricardo sendiri hanya bisa menatap dari jauh dengan mata yang penuh kesedihan. Tiba-tiba, ingatan tentang percakapannya beberapa saat yang lalu terlintas dalam pikirannya.

"Keinginanku," gumamnya pelan. Pikirannya menjadi rumit saat memikirkan tentang keinginannya. Selama ratusan tahun, dia hidup dalam kesepian yang membosankan. Sejak tubuhnya tersegel, ingatannya terputus dan dia hanya bisa mengingat namanya. Ketika ada seseorang yang bisa melihat dirinya, dia merasa senang dan penasaran dengan anak kecil yang baru saja ditemuinya. Setidaknya rasa bosannya sedikit berkurang. Selain itu, dia merasa perlu untuk mempercepat proses membuka segel di tubuhnya agar ingatannya yang terputus bisa kembali.

*****

Di malam hari, di dalam ruangan yang luas dan sepi, pintu tertutup rapat, hanya Evelina yang hadir di kamarnya. Dia membuka sebuah kotak kayu berukuran sedang di atas meja. Di dalam kotak itu, berbagai macam bahan alkimia tersusun rapi. Tanaman obat-obatan yang diberikan oleh pengasuhnya beberapa waktu lalu terpampang di sana. Meskipun hasilnya tidak sesuai dengan harapannya, setidaknya dia dapat membuat beberapa ramuan tingkat 6 dari bahan-bahan tersebut.

Dengan konsentrasi penuh, Evelina memulai proses pembuatan ramuan. Tangannya lincah mengambil bahan-bahan yang diperlukan, memotong, mencincang, dan menghancurkannya dengan takaran yang tepat. Dia kemudian mencampurkan bahan-bahan tersebut dengan hati-hati, menciptakan suasana yang tenang dan fokus di dalam ruangan, seolah-olah dia tenggelam dalam dunianya sendiri.

Setelah beberapa menit berlalu dan bahan-bahan telah tercampur dengan sempurna, menghasilkan aroma herbal dan warna yang diinginkan, Evelina memutuskan untuk mengeluarkan esensi dari campuran tersebut. Dengan tangan terulur, dia mengeluarkan cahaya halus yang terpancar dari telapak tangannya. Mangkuk yang berisi bahan yang telah dihaluskan mulai melayang di udara. Dia memusatkan konsentrasinya, hingga mangkuk itu bercahaya terang. Cahaya itu memancar begitu kuat hingga mangkuk itu terasa hampir transparan. Setelah sejenak, cahaya itu mereda dan menghilang. Mangkuk itu kembali mendarat di atas meja, namun isinya telah berubah menjadi cairan hijau transparan yang mengeluarkan aroma yang memikat.

Setelah semua proses selesai, Evelina mengambil dua botol kaca steril dan dengan penuh kehati-hatian menuangkan ramuan tersebut ke dalamnya. Cahaya cairan hijau itu terpancar dalam botol-botel tersebut sebelum akhirnya mereda. Evelina memasukkan tutup botol dengan cermat, menjaga kealamian ramuan yang telah dia ciptakan.

Evelina tersenyum puas melihat hasil kerjanya. Proses menciptakan ramuan adalah salah satu momen yang memberinya kepuasan tertentu. Setelah menyelesaikan semua ini, dia merasa lebih dekat dengan tujuannya untuk meninggalkan kediaman count. 

Senyuman Evelina seketika menghilang saat tiba-tiba kepalanya terasa sangat sakit. Tubuhnya ambruk ke lantai, kedua tangannya memegangi kepalanya sambil meringis kesakitan. Dia merasa sealan-akan kepala dan tubuhnya dipenuhi dengan rasa sakit yang menusuk.

Seketika, dia menyadari bahwa ada satu hal yang di lupakannya. Dia baru saja mengingat, jka menciptakan ramuan tingkat 6 memerlukan banyak energi alkimia. Bagi tubuh yang masih berusia 12 tahun, beban seperti itu sangat berat dan sulit diatasi. Itulah yang membuatnya tiba-tiba merasa kesakitan.

Lihat selengkapnya