Cho Rong mengendarai mobil Ibu ke rumah Nenek yang tidak jauh dari rumahnya. Choon Hee terbangun dari tidurnya.
"Kak?"
Cho Rong menoleh pelan. "Eh? Kakak buat kamu bangun ya? Maaf, ini jalannya emang jelek banget."
"Kayak Kakak?"
"Heh! Apaan tuh maksudnya? Hm? Apa?" tanya Cho Rong sambil menggelitik Choon Hee yang tertawa.
"Hahaha! Maaf Kak, hahaha."
Guk! Guk!
"Lihat tuh. Wolfie, jadi ikut semangat karena dengar tawamu," ucap Cho Rong.
Choon Hee menepuk pahanya. "Wolfie... Wolfie sini," suruhnya yang menarik perhatian Wolfie yang langsung duduk dipahanya. "Anjing pintar."
"Loh, Kak? Ini kan rumah Nenek?" tanya Choon Hee yang kebingungan.
"Iya."
Choon Hee dibuat semakin bingung. "Ngapain ke rumah Nenek, Kak? Nanti kita alasan apa kalau Nenek tanya kita mau kemana?"
"Biar Kakak yang jawab. Kamu cukup diam aja. Kita ke rumah Nenek hanya untuk menitipkan Wolfie beberapa hari kedepan," jawab Cho Rong dengan wajah datar.
"Loh, Kak!? Wolfie kenapa dititipin? Kita kan bisa bawa dia kemana aja."
"Choon Hee, sampai sekarang aja Kakak belum kepikiran dimana nanti kita akan tinggal. Sementara. Hanya untuk sementara kita titipkan Wolfie dirumah Nenek. Nanti kalau kita sudah ketemu tempat yang aman, kita pasti jemput lagi, gimana?" tawar Cho Rong berusaha menjelaskan. Choon Hee hanya mengangguk pelan sambil menatapi Wolfie.
***