Dela telah memikirkan matang-matang apa saja hal harus ia lakukan terhadap Bikar. Dia benar-benar di buat linglung dengan perlakuan Bikar terhadapnya. Kalau memang dirinya dijadikan seorang istri mengapa seperti ini jadinya, saling tidak menyapa satu sama lain. Bukan mencerminkan sebuah hubungan sama sekali.
Sekarang Dela sedang menonton televisi ditemani makanan ringan kesukaannya. Beberapa kali ia sempat melirik jam dinding yang menggantung manis di atas sana. Menunggu kepulangan Bikar yang belum hendak datang juga.
Sampai akhirnya, bel apartemen berbunyi lalu seseorang masuk ke dalam apartemen. Dela menghembuskan napas pelan lalu menoleh ke sisi kanan dimana terletak pintu apartemen.
"Hai suami." Sapa Dela dengan senyuman yang semanis mungkin ia buat.