"Pertunangan kita dibatalkan saja.Aku sudah tak mencintaimu."
Kalimat yang terus berputar di kepala dan pikiran seorang wanita yang tengah duduk di salah satu bangku di bar ditemani sebotol champagne di hadapannya.
Ya sebotol, ia meneguknya tanpa gelas. Entah seberapa berat masalah yang di hadapinya.
Padahal kalimat tersebut ia dengar sekitar satu minggu yang lalu.
"Dengan mudahnya kau memutuskan pertunangan kita secara sepihak. Aiden bajingan." pekik wanita itu. Dirinya tak sadar pegawai di hadapannya menggeleng-geleng seakan mengerti pelanggan dihadapannya sedang ada masalah.
Sudah bertahun-tahun ia bekerja di club malam, dan paham juga ia bagaimana karakter pelanggan yang datang.
Wanita itu kembali meneguk minuman dihadapannya. Ia sebenarnya tidak kuat pada minuman alkohol seperti ini. Tapi demi melupakan sosok yang ia bilang bajingan itu dikepalanya, ia rela meminum minuman itu. Jika bisa ia habiskan sekarang juga.
~
Pria yang menggunakan kemeja hitam dengan lengan yang digulung sampai siku itu duduk di bangku VIP club malam. Orang yang baru melihatnya mungkin mengira pria itu adalah pelanggan tampan nan kaya raya yang datang kesini. Tetapi semua itu salah, ia bekerja di tempat ini. Lebih tepatnya, ini adalah kawasan pekerjaannya.
Datang dan memuaskan nafsu birahi wanita-wanita yang haus akan sentuhan itu.
Jika saja kemejanya dibuka, sudah bisa dipastikan pikiran wanita itu akan kemana-mana. Termasuk memikirkan bagaimana tubuh polosnya dan pria itu saling berkeringat diatas ranjang. Saling memberikan kenikmatan melalui kegiatan panas dengan pria itu.
"Justin, pelangganmu hari ini tidak jadi datang. Ia dilarikan kerumah sakit tadi sore karena overdosis obat-obatan." ucap wanita berumur 40 tahun. Wanita ini adalah pemasok pria-pria seperti Justin.
"Jadi hari ini aku libur?" Tanya Justin dengan santainya.
"Ya kau libur. Jangan lupa besok siang kau ada pemotretan." ucap wanita itu mengingatkan.
"Baiklah, aku pulang. Ingin tidur." jawab Justin lalu bangkit dari sofa itu untuk menuju pintu keluar.
Langkah pria itu terhenti saat melihat seorang wanita sedang meneguk minuman langsung dari botolnya. Ia sedikit heran pada wanita itu, dimana pasti para wanita jika datang ke club malam akan minum dengan anggunnya. Tapi wanita itu berbeda. Justin memutar langkahnya menuju wanita itu lalu duduk disampinnya.
"Kau sendirian?" Tanya Justin.
"Kau punya mata kan? Gunakan matamu baik-baik." balas wanita itu.
Justin tertawa kecil saat mendengar perkataan sarkas wanita di sampingnya ini.
"Baik, aku minta maaf. Kutemani ya?" Ucap Justin.
"Kau pikir aku seperti wanita diluar sana? Kau mendekatiku lalu menawarkan ingin menemaniku dan kita berakhir di ranjang? Klise sekali." balas wanita itu.
Justin kembali tertawa mendegar jawaban dari wanita disampingnya ini.
"Baiklah, begini saja. Bagaimana jika aku langsung pada intinya. Mau ikut ke apartemenku?" Tawar Justin yang masih sangat penasaran dengan wanita ini.
"Tidak, ajak wanita lain saja sana. Jangan menambah masalahku. Jika aku sadar pagi harinya, aku sudah tak memakai pakaian sama sekali lalu menyesal kemudian." tolak wanita itu.
"Kau susah sekali sepertinya. Berikan ponselmu." ucap Justin lalu ia mengambil ponsel wanita itu yang berada di samping botol champagnenya.
"Hubungi aku jika berubah pikiran." ujar Justin lalu ia menaruh kembali ponsel wanita itu lalu memberikan kecupan singkat di pipinya.