Di perjalanan pulang dari tempat makan, wanita itu lebih memilih berdiam diri memandang jalanan lewat kaca jendela mobil. Logikanya tak ingin memikirkan apa yang tadi terjadi, namun hatinya berkata sebaliknya. Kendati harus melupakan pria yang telah menghancurkan hidupnya, justru wanita itu malah tak berhenti memikirkan pria brengsek tersebut.
Di samping wanita itu, seorang pria sibuk mengendarai mobilnya. Bukan tak perduli, lebih tepatnya pria itu memperhatikan dalam diam. Dirinya sadar, jika wanita itu sedang membutuhkan waktunya untuk sendiri. Ia bukan peramal atau cenayang yang bisa membaca pikiran seseorang, namun jika mengingat hal tadi, tentu ada sesuatu antara wanita di sampingnya ini dengan pria yang tadi mereka temui di tempat makan. Belum lagi dengan bukti kuat saat dirinya menemukan foto wanita itu dan si pria di apartemen si wanita saat dirinya berkunjung kesana.
“Mau langsung pulang atau ingin ke suatu tempat dulu?” ujar Justin akhirnya mengakhiri suasana hening diantara keduanya.
“Pulang saja. Aku lelah.” Jawab wanita itu tanpa memalingkan pandangannya dari jalanan diluar.
“Baiklah.” Balas Justin dan kembali fokus menyetir.
Sesampainya di apartemen wanita itu, Justin memilih untuk ikut masuk. Entah kenapa dirinya ingin berada lebih lama bersama sang wanita. Belum lagi keinginan Justin untuk mengetahui wanita itu lebih jauh.
“Anna.” Panggil Justin sebelum Anna masuk kedalam kamarnya. Anna hanya menoleh tanpa bicara apa-apa.
“Mau minum bersama tidak?” tanya Justin yang menawarkan untuk minum alkohol bersama. Siapa tahu bisa membantu wanita ini melupakan masalahnya sejenak.
“Aku tak ada stok bir di lemari es.” Balas Anna dengan wajah datarnya.
“Aku beli di toko bawah dulu. Kau mau sesuatu yang lain?” tanya Justin sebelum pergi keluar.
“Apa saja. Aku lapar.” Balas Anna lalu melesak masuk ke dalam kamarnya.
Justin hanya tersenyum kecil melihat Anna. Wanita itu pasti tak bisa makan dengan nyaman sejak kejadian tadi. Bagai hanya angin yang masuk ke dalam dirinya.
~
Anna masuk ke dalam kamar mandi dan membiarkan dirinya di basahi oleh air yang turun dari shower. Padahal tak ada yang melihatnya, namun dirinya sengaja melakukan itu agar air matanya tak terlihat jika jatuh dari mata indahnya. Anna sudah berjanji tak akan mengeluarkan air matanya untuk pria brengsek itu. Namun kondisi hatinya yang sakit dan sesak membuat Anna tak bisa menahan itu semua. Bertahun-tahun menjalin hubungan dengan Aiden bukan waktu yang singkat. Banyak sekali kenangan yang ia lakukan dengan pria brengsek itu.