Salahkah jika mencintai seseorang?
Satu pertanyaan yang terlintas di pikiran Jacob saat dirinya sedang berdiri di balkon kamarnya memandang langit malam. Ia tak habis pikir kenapa jika menyukai seseorang harus melihat latar belakang orang tersebut. Dan ia juga bingung kenapa sosok itu harus sesuai dengan latar belakang keluarganya.
Jacob sendiri lahir dari keluarga kaya raya pengusaha berlian terbesar di Perancis yang menguasai pasar dunia. Ia sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara memang di kenal sebagai anak yang penurut di bandingkan kedua kakaknya. Bahkan orangtuanya lebih mempercayai jika Jacob yang turun tangan menangani usaha keluarga mereka. Hal itu membuat kedua kakak Jacob kesal dan tak menjadi anak yang patuh. Mereka hanya bisa menghambur-hamburkan harta kedua orangtua mereka. Sampai pada di titik di mana ayah mereka merasa kesal. Keduanya di kirim ke negara yang berbeda untuk bekerja sebagai orang biasa.
Sekarang Jacob sedang di pusingkan karena ia di jodohkan dengan wanita pilihan ayah dan ibunya. Jacob sama sekali tak mencintai wanita itu. Jika boleh berucap, Jacob akan menurut pada ayah dan ibunya kecuali jika soal wanita. Ia ingin memilih pasangan hidupnya sendiri. Dan yang menjadi masalah adalah, Jacob sangat mencintai wanita yang berprofesi sebagai wanita penghibur. Awal pertemuan mereka saat Jacob ikut dengan temannya ke salah satu club dan bertemu dengan wanita itu yang sedang duduk terdiam.
Jacob mengakui jika wanita itu sangat cantik. Mungkin bisa di katakan jika Jacob jatuh cinta pada pandangan pertama.
“Hai.” Sapanya sambil duduk di samping wanita itu. Namun dirinya hanya di balas dengan senyuman yang di paksakan.
“Kau sendirian atau sedang menunggu seseorang?” tanya Jacob mencoba bertanya.
“Hanya sedang ingin sendiri.” jawab wanita itu.
“Boleh aku tahu namamu?” tanya Jacob lagi.
“Untuk apa?” tanya balik wanita itu dengan heran.
“Untuk bisa mengenal lebih baik. Tak ada salahnya kan?” ujar Jacob.
“Lily.” Ucap wanita itu menyebutkan namanya dengan singkat.
“Jacob. Senang bisa mengenalmu.” Balas Jacob sambil tersenyum.
“Kau kenapa sendirian? Sedang ada masalah kah?” tanya Jacob ingin tahu.
“Aku bekerja di sini. Aku sedang malas melayani pria manapun.” Jawab Lily.
Jacob terdiam mendengar jawaban Lily. Ia bisa menebak hanya dengan jawaban singkat Lily apa pekerjaan wanita itu. Sedikit iba karena wanita cantik seperti Lily berhak mendapatkan hal yang seperti seharusnya wanita lain dapatkan.
“Kau ingin keluar ke suatu tempat? Berada di sini membuatmu semakin pusing.” Ujar Jacob.
“Aku sudah bilang sedang tak ingin melayani siapapun kan. Begitu juga denganmu.” Balas Lily dengan malas karena mengira Jacob seperti lelaki hidung belang lain yang ingin memuaskan nafsunya.
“Aku hanya ingin membantumu. Mungkin kita bisa berbincang di suatu tempat? Atau kau mau makan sesuatu?” ucap Jacob.
“Aku tak butuh bantuanmu.” Jawab Lily dengan wajah malasnya.
“Tapi kau tak terlihat seperti itu. Aku tak sebejat yang kau pikir. Kau pikir aku mau membuang cairanku ke sembarang wanita huh?” balas Jacob menyakinkan.
Setelah berpikir cukup lama, Lily akhirnya menyetujui dan mengikuti ajakan Jacob.
~