Tok, tok!!
Setelah berbelanja di supermarket terdekat untuk membeli daging yang dijanjikannya dan beberapa sayuran dan buah, Ali kini sudah berdiri di depan pintu rumah orang yang dianggapnya sebagai ayah keduanya.
Tok, tok!!
Tapi setelah mengetuk beberapa kali, Ali tak kunjung mendapatkan jawaban dan tidak melihat tanda-tanda pemilik rumah ada di dalam rumah.
“Pak! Ini saya Ali.”
Ali sekali lagi mencoba dengan berteriak memanggil pemilik rumah. Tapi sama seperti sebelumnya, Ali masih tidak mendapatkan jawaban.
Apa aku datang terlalu cepat? Ali melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul enam kurang lima menit.
Tok, tok!!
Ali mencoba mengetuk sekali lagi, tapi masih tidak mendapat jawaban dari pemilik rumah.
Ke mana perginya?
Ali bertanya-tanya dalam benaknya sembari memikirkan ke mana perginya pemilik rumah. Benak Ali kemudian mengingat kebiasaan pemilik rumah yang selalu menyiapkan beberapa makanan ketika Ali datang berkunjung.
Apa mungkin pergi ke supermarket dekat sini?
Ali berpikir lagi. Tapi Ali ingat tadi saat mampir ke supermarket terdekat, Ali sama sekali tidak melihat sosok pemilik rumah.
Bapak pergi ke mana?
Mendadak, Ali merasa cemas. Ali ingat dua bulan yang lalu pemilik rumah baru saja kehilangan anak semata wayangnya. Waktu itu Ali datang untuk melayat, pemilik rumah memang terlihat terpukul. Tapi ketika Ali bertanya, pemilik rumah mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.
Cemas dengan keadaan pemilik rumah, Ali buru-buru mengambil hpnya dan berusaha menghubungi pemilik rumah.
Tit, tit!
Beberapa kali, Ali berusaha menghubungi pemilik rumah. Tapi semua usahanya tidak berhasil. Panggilan Ali tidak tersambung pada pemilik rumah.
Buk!
Ali melepaskan genggamannya pada tas belanjaannya dan segera masuk ke dalam mobilnya. Ali menyalakan mesin mobilnya dan buru-buru mencari orang yang harusnya ditemuinya di rumah itu.
Bapak, ke mana?
Ali menyusuri jalanan di dekat rumah di mana Ali harusnya bertemu dengan pemiliknya. Tapi setelah dua kali bolak-balik menyusuri jalanan dan bertanya kepada beberapa tetangga terdekat dari orang yang ingin ditemuinya, Ali sama sekali tidak mendapatkan petunjuk apapun tentang orang yang ingin ditemuinya. Ali melirik jam tangannya. Jam menunjukkan pukul setengah tujuh kurang sepuluh menit. Tanpa Ali sadari, hampir setengah jam sudah berlalu dan Ali masih belum menemukan orang yang ingin ditemuinya.
Apa Bapak mungkin sudah di rumah sekarang?
Ali mencoba kembali ke rumah dengan harapan pemilik rumah itu mungkin sudah kembali mengingat waktu janjian mereka yang sudah dekat. Tapi setelah membunyikan bel beberapa kali dan tidak mendapatkan jawaban, Ali tahu bahwa pemilik rumah yang ingin ditemuinya masih belum kembali.
Drrrt!!!