M.A.T.A.D.O.R

mahes.varaa
Chapter #3

OPERASI GABUNGAN DAN KORBAN PERTAMA

Tiga bulan kemudian.

Oktober 2024.

“Tim satu, ambil posisi!”

Ali mendengar perintah dari Damar sebagai pemimpin tim satu. Ali mengikuti tepat di belakang Damar, berjalan cepat tapi tetap berusaha sebisa mungkin tidak menimbulkan suara berisik yang akan mengganggu buronan yang sedang Ali kejar bersama dengan Damar.

Hari ini tepatnya pukul 4 dini hari, Ali bersama dengan Damar sedang melakukan operasi gabungan dengan kepolisian dari kota tetangga-kota M untuk menangkap pembunuh berantai yang telah membunuh 10 korbannya selama tiga bulan terakhir.

Dani, pria berumur 37 tahun terbukti menjadi pembunuh berantai yang mengincar wanita sebagai korbannya. Dani membunuh dengan meniru gaya membunuh Rio Martil-pembunuh berantai yang membunuh pada tahun 1997-2001. Rio Martil membunuh dengan cara memukul korbannya dengan martil. Dan sekarang Dani-pembunuh yang jadi sasaran Ali bersama dengan Damar dan tim gabungan dari kota M, berusaha untuk meringkus Dani karena jumlah korbannya yang banyak hanya dalam tiga bulan.

“Tim dua, ambil posisi!”

Pemimpin tim gabungan ini adalah kepolisian dari kota M-Akbar. Di kota M, Akbar dikenal sebagai detektif hebat yang tidak kalah hebat dengan Damar-atasan Ali saat menyelesaikan kasusnya. Hanya saja pamor Akbar tidak seterkenal Damar-atasan Ali karena kota M dikenal sebagai kota damai selama sepuluh tahun terakhir. Tapi sayangnya predikat kota damai itu harus dicabut semenjak tiga bulan lalu ketika aksi pembunuhan Dani dimulai di kota M.

“Tim satu, status?” tanya Akbar sebagai pemimpin operasi.

“Tidak ada pergerakan.” Damar menjawab.

“Tim dua?”

“Kami juga tidak melihatt pergerakan.”

Tim dua dipimpin oleh kepolisian dari kota M. Seorang polisi muda yang umurnya masih di awal 30 tahunan. Polisi muda itu bernama Faris dan merupakan murid dari Akbar.

“Li?” Damar berbisik memanggil Ali yang mengikuti tepat di belakangnya sembari mematikan microphone yang menghubungkannya pada ketua tim 2 dan ketua tim gabungan.

“Ya, Pak.”

“Kamu tahu kan ketua tim dua, orangnya masih muda? Kalo enggak salah umurnya masih di pertengahan 30 tahunan.” Damar berbisik lagi.

“Saya tahu, Pak.” Ali menjawab dengan singkat sembari dalam benaknya memikirkan sebuah pertanyaan untuk Damar.  Apa yang ingin Bapak bicarakan sebenarnya?

“Sekarang … umurmu masih 27 tahun kan, Li?” tanya Damar lagi.

“Ya, Pak. Umur saya sekarang 27 tahun. Ada apa memangnya dengan itu, Pak?”

Kali ini Ali tidak lagi bertanya dalam benaknya, tapi bertanya langsung pada Damar karena penasaran dengan apa yang Damar pikirkan dalam kepalanya saat ini.

“Masih ada tiga tahun lagi, Li.”

Lihat selengkapnya