M.A.T.A.D.O.R

mahes.varaa
Chapter #6

KORBAN KETIGA

Tiga hari kemudian.

Klik, klik!

Ali dan Damar berjongkok memperhatikan dua mayat yang diduga sebagai ibu dan anak. Tepat di seberang Damar, ada Yayok yang sedang mengambil gambar untuk keperluan pemeriksaan forensik nantinya.

“Cih! Ada apa dengan kota ini belakangan ini?” Damar mengeluh sembari menggaruk kepalanya yang baru kemarin dicuci.

“Tumben kamu cuci rambut. Ada angin apa?” Yayok yang sejak tadi sibuk mengambil gambar, melirik sedikit ke arah Damar dan bicara dengan nada mengejeknya seperti kebiasaannya.

“Jangan tanya!” Damar menolak menjawab.

Dan seperti biasanya Yayok yang tidak mendapatkan jawaban dari Damar melirik ke arah Ali yang berjongkok di samping Damar yang juga sedang mengambil gambar untuk keperluan penyelidikan.

“Atasanmu kenapa, Li? Tumben banget temanku ini cuci rambutnya di tengah penyelidikannya?”

Tidak seperti Damar yang punya hak menjawab atau tidak terhadap pertanyaan Yayok karena hubungan mereka sebagai teman lama, Ali yang merupakan asisten Damar tidak punya hak yang sama Damar. Ali tidak punya pilihan selain menjawab kecuali Damar mengatakan tidak.

Ali melirik ke arah Damar yang diam saja tidak berkomentar. Sikap diam Damar adalah tanda bahwa Ali boleh menjawab pertanyaan itu.

“Pak Damar frustasi lagi.”

“Karena kasus kemarin?” tanya Yayok lagi. “Kalian masih belum nemu tersangkanya?”

Ali menganggukkan kepalanya. “Belum, Pak.”

“Petunjuknya gimana? Apa enggak ada petunjuk yang mengacu pada pelakunya?”

Ali dapat dengan jelas melihat bahwa Yayok menunjukkan sedikit rasa tertariknya pada kasus yang sedang Ali dan Damar selidiki, mengingat sampai hari ini Damar masih belum menemukan pembunuh yang membunuh Dani dan Aji dan beberapa kali mengalami frustasi berat bahkan sampai mencuci rambutnya untuk mengatasi rasa frustasinya.

“Kami memeriksa semua rekaman CCTV, tapi tidak menangkap apapun seolah pembunuh itu tahu dengan baik jangkauan kamera. Kami juga memeriksa semua orang di dekat Dani dan Aji, tapi lagi-lagi kami tidak menemukan hubungan di antara keduanya selain keduanya sama-sama penjahat.”

“Oh pantas saja.” Yayok tersenyum mengejek Damar setelah mendengar penjelasan Ali. “Ada untungnya Damar frustasi. Akhirnya dia cuci rambutnya yang sudah mirip sarang burung itu dan enggak nyakitin mata dan hidungku.”

“Cih!” Damar merengut kesal pada ejekan Yayok. “Balik ke kasus ini sekarang! Siapa korbannya?”

Pertama Ali menjelaskan hasil dari penyelidikannya mengenai dua korban di hadapannya. Korban pertama adalah Indah (56), pemilik rumah. Lalu korban kedua adalah Andi (18), anak korban Indah. Selanjutnya Ali menjelaskan bagaimana kronologi penemuan korban oleh pembeli sekaligus tetangga yang ingin membeli di toko milik korban.

Lihat selengkapnya