M.A.T.A.D.O.R

mahes.varaa
Chapter #7

PELARIAN PART 1

“Sidang ditunda minggu depan.”

Hakim memukul palunya sebanyak tiga kali dan sidang berakhir. seorang pria tua yang mengenakan baju penjara dengan kedua tangannya yang diborgol, kemudian digiring oleh dua polisi untuk keluar dari ruang sidang.

“Mati kamu!”

“Penjahat kejam!”

“Kamu pantas dapat hukuman mati!”

Dari luar gedung pengadilan terdengar teriakan banyak orang yang menghujat. Tanpa harus bertanya pria tua itu tahu satu demi satu hujatan itu ditujukan untuk dirinya. Tapi bukannya merasa bersalah, pria tua itu hanya bisa menyembunyikan senyumannya.

“Kita kembali ke penjara.”

Dua polisi yang menggiring pria tua itu, menarik pria itu keluar dari gedung pengadilan. Bukannya lewat pintu belakang yang lebih aman dari para keluarga korban yang sedang menghujat dirinyam, dua polisi itu sengaja lewat pintu depan dan membuat pria tua itu menerima hujatan langsung.

Buk, buk!!

Beberapa sayuran busuk dan telur dilemparkan ke arah pria tua itu dan dua polisi yang menggiring pria tua itu bersama dengan staf keamanan gedung pengadilan hanya bisa memberikan sedikit perlindungan pada pria tua itu.

“Dukun pembunuh!”

“Bangsat kamu!”

“Mati sana!”

“Dukun pembunuh, dari semua orang, kenapa harus anakku?”

Sret.

Pintu mobil kepolisian yang akan membawa pria tua itu kembali ke penjara terbuka. Pria tua itu harusnya segera masuk ke dalamnya mengingat hujatan keluarga korbannya mungkin akan menjadi lebih buruk dari ini. Tapi mendengar kalimat terakhir dari keluarga korban yang menanyakan kenapa harus anaknya, pria tua itu menghentikan langkah kakinya tepat sebelum masuk ke dalam mobil kepolisian yang mirip dengan mini van.

Pria tua itu menoleh ke samping kanannya di mana ada seorang wanita tua yang memandangnya dengan penuh harapan menanti jawaban darinya.

“Kenapa anakmu?” Pria tua itu mengulangi pertanyaan dari wanita tua itu. “Bukan salahku anakmu mati di tanganku. Salahkan saja anakmu itu yang datang padaku mengantarkan nyawanya! Jika anakmu bekerja dengan benar, anakmu enggak akan datang padaku dan berakhir mati!”

“Sialan kamu!”

“Mati kamu!”

Jawaban dari pria tua itu membuat keluraga korban lainnya naik darah dan semakin menggila. Mereka berusaha untuk menembus barisan kecil staf keamanan gedung pengadilan dan berusaha untuk menyerang pria tua yang membuat mereka kehilangan keluarganya.

“Cepat masuk!”

Lihat selengkapnya