Di ruang pemeriksaan forensik.
Yayok membaca tablet milik Ali. Setelah Ali menjelaskan apa yang ditemukannya semalam, Yayok dari bagian forensik menghubungi dan meminta Damar untuk datang. Seperti biasa, Damar tentu saja akan mengajak Ali karena Ali adalah asistennya.
“Ini.” Yayok mengembalikan tablet milik Ali.
“Sudah kamu baca?” tanya Damar.
“Sudah!”
Ali menerima tabletnya dari Yayok.
“Jadi, gimana menurutmu, Yok?” tanya Damar lagi.
“Kemarin saat kamu bilang pembunuh yang kamu kejar selalu membunuh korbannya dengan cara yang sama kejahatan korbannya, kukira kamu mungkin saja membuat kesalahan. Seperti katamu kemarin, korban kedua-Aji adalah pengedar narkoba yang tidak membunuh secara langsung korbannya seperti tiga korban lainnya. Tapi setelah baca berita yang Ali bawa tadi, aku merasa kamu benar soal ini, Damar.” Yayok melihat Damar dengan wajah seriusnya. “Pembunuh yang kamu kejar ini sedang membunuh korbannya dengan cara yang sama korbannya berbuat kejahatan.”
Yayok bergerak menuju empat meja di mana ada empat mayat terbaring di sana: Dani, Aji, Bayu dan Toha. Yayok mulai menjelaskan semua hasil autopsinya pada Damar dan Ali. Dimulai dari korban pertama Dani yang mati dengan kepala yang nyaris hancur. Dani si peniru Rio Martil, mati dengan cara yang sama dengan caranya membunuh korbannya. Lalu korban kedua Aji. Awalnya baik Damar, Yayok dan Ali bingung dengan motif pembunuh yang membunuh Aji yang hanya seorang pengedar narkoba dan bukannya pembunuh. Tapi tanda merah yang dtinggalkan di tangki air di mana Aji tewas adalah tanda yang sama dengan tanda di tempat Dani mati. Aji dipastikan mati oleh orang yang sama, hanya saja pemilihan metodenya yang jadi pertanyaan.
Tapi berkat berita lama yang ditemukan oleh Ali, pertanyaan itu akhirnya terjawab. Sama seperti caranya membunuh para anak SMA secara tidak langsung tahun lalu, Aji dibunuh dengan cara yang sama: secara tidak langsung dan terlihat seperti kecelakaan atau kelalaian. Yayok dan Damar setuju bahwa pelakunya hanya mengunci pintu tangki air dan membuat Aji mati di dalam tangki dengan cara tenggelam.
Korban ketiga: Bayu adalah perampok yang merampok dan membunuh korbannya yang dirampok. Damar menemukan ada motof dendam dalam tindak kejahatan Bayu.
Dendam itu yang membuat Bayu membunuh dengan kejam wanita janda dan anaknya. Dan seperti dugaan Damar, Yayok menjelaskan bahwa Bayu mati dengan cara yang sama ketika membunuh wanita janda itu dan anaknya: dibekap sampai tewas.
Lalu korban terakhir: Toha yang dijuluki sebagai dukun pengganda uang yang membunuh korbannya. Toha memikat korbannya dengan cara mengaku sebagai dukun pengganda uang. Korban yang tergiur dengan hal itu datang pada Toha dengan membawa uang dan berharap uang itu dapat digandakan. Tapi sayangnya julukan dukun pengganda uang itu hanyalah akal-akalan Toha saja. Toha meracuni korbannya di saat melakukan ritual untuk menggadakan uangnya dan terakhir mengambil uang korban. Toha meracuni korbannya dengan racun potassium yang dicampurkan ke dalam kopi dan kemudian mengubur mayat korbannya di halaman belakang rumahnya.
“Semuanya cocok. Sekarang ada petunjuk lain tentang pembunuh ini. Caranya membunuh korbannya sama seperti dengan cara korban berbuat kejahatannya,” ujar Damar.
“Aku paham pembunuh berantai biasanya punya ciri khas dalam melakukan pembunuhannya. Seperti pembunuh lidah yang mengambil lidah korbannya karena dendam di masa lalu, seperti Dani yang terinspirasi dengan cara Rio Martil membunuh korbannya, selalu ada alasan kenapa pembunuh berantai memiliki ciri khas dalam melakukan aksinya. Tapi kenapa pembunuh yang ini harus repot-repot membunuh korbannya dengan cara yang sama dengan korban berbuat kejahatannya?” tanya Yayok.
Damar menganggukkan kepalanya setuju. “Kamu benar. Kenapa pembunuh ini harus repot-repot membunuh dengan cara yang merepotkan kayak gitu? Dan juga korbannya, kenapa semua korbannya adalah penjahat?”
“Apa kamu sudah memeriksa hubungan antara empat orang ini?” Yayok bertanya sembari melirik empat mayat penjahat yang terbaring di empat meja di ruangannya. “Mungkin saja empat orang ini punya hubungan enggak langsung dengan pelakunya?? Bisa saja, empat orang ini melukai empat orang yang dikenal pembunuh yang kamu kejar?”
Di samping Damar, Ali terus mencatat hal-hal penting dari ucapan Yayok dan Damar yang mungkin akan jadi petunjuk.
Hubungan enggak langsung antar empat korban.