M.A.T.A.D.O.R

mahes.varaa
Chapter #14

TIGA PRIA PEMBUNUH PART 2

Damar tadinya menolak terjun dalam melakukan pencarian tiga pria pembunuh yang melarikan dari kota tetangga-kota M. Tapi Komisaris meyakinkan tiga pria itu adalah pembunuh yang berbahaya meski hanya membunuh satu orang sejauh ini terutama Adi dan Surya. Adi membunuh karena nafsu birahinya, yang artinya di mana saja dia berada ada kemungkinan dia akan membahayakan wanita yang mungkin membuatnya tertarik. Lalu Surya yang memutilasi istrinya dengan alasan himpitan ekonomi, jelas bukan orang waras mengingat bagaimana Surya menawarkan daging istrinya kepada tetangganya setelah membunuh dan melakukan mutilasi pada mayat istrinya. Jadi Surya juga merupakan pembunuh yang berbahaya yang mungkin akan membunuh orang lain karena pikirannya yang sudah tidak sehat.

Untuk menemukan tiga pria pembunuh itu, Komisaris meminta kepolisian kota XX untuk melakukan banyak patroli. Tim patroli dibagi menjadi empat shift, dengan masing-masing timnya terdiri dari dua orang. Tiap tim akan diberikan potret tiga pria pembunuh itu dan diharapkan untuk segera melapor dan menangkap mereka jika melihatnya di kota XX.

Pembagian patroli sangat mudah dilakukan jika ada di pusat kota. Masalahnya adalah di pinggiran kota. Jumlah polisi yang bertugas di pinggiran tidak banyak. Maka dari itu, Komisaris meminta Damar yang sedang sibuk menyelidiki pembunuh dari Dani, Aji, Bayu dan Toha untuk ikut dalam patroli ini. Damar akan memimpin beberapa polisi yang bertugas di pinggiran dan jika perlu Damar akan langsung turun tangan jika menemukan salah satu pembunuh itu.

“Kamu punya pengalaman menangani pembunuh gila, Damar. Aku butuh pengalaman itu. Makanya aku membuatmu untuk berjaga di pinggiran kota sekalian memimpin polisi yang bertugas di pinggiran dan perbatasan kota XX.”

“Pinggiran kota XX itu luas, Pak. Apa hanya aku saja yang bertugas?”

Ali tahu tadinya Damar ingin menolak tapi mengingat dua dari tiga pria pembunuh itu adalah pembunuh dengan status berbahaya, Damar tidak punya pilihan lain selain menerima tugas itu.

“Kamu enggak sendiri. Aku bagi jadi empat tim pemimpin. Disesuaikan dengan arah. Kamu akan berjaga di bagian selatan yang merupakan perbatasan langsung dengan kota M. Kamu sudah punya pengalaman bekerja sama dengan detektif dari sana, jadi aku tugaskan kamu di sana, Damar.”

Ali melihat reaksi kesal Damar. Ali bisa menebak apa yang sedang Damar pikirkan saat ini.

Oh ini alasannya. Ali yakin itu yang sedang Damar katakan dalam benaknya sekarang ini.

Setelah tugas dibagi, patroli dimulai. Damar dan Ali langsung bergegas ke bagian selatan dan memberikan intruksi mengenai patroli dan potret tiga pria pembunuh dari kota M yang mungkin telah masuk ke kota XX untuk melarikan diri, Damar dan Ali melakukan patroli sendiri dengan berkeliling ke setiap jalanan.

Berbeda dengan kota di mana kawasan tempat tinggal biasanya berada di perumahan atau jarak antara satu rumah dengan rumah lainnya sangat dekat, di pinggiran kota yang masih memiliki lahan yang luas. Jarak satu rumah dengan rumah lainnya cukup jauh. Masih untung kalau ada di perkampungan maka, jaraknya tidak akan terlalu besar karena setiap rumah memiliki pekarangan yang ukurannya lebih besar dari pada ukuran bangunan rumahnya. Tapi tidak jarang ada banyak rumah yang dipisahkan dengan jarak luas, seperti dipisahkan oleh beberapa petak sawah atau dipisahkan oleh kebun yang cukup luas seperti kebun cacao atau karet.

“Ada apa dengan kota M belakangan ini? Sejak kasus Dani, ada banyak kasus kejahatan meningkat di kota itu?”

Setelah hampir satu jam memulai patrolinya, Damar mulai mengeluh. Ali yang duduk di belakang kemudi hanya bisa mendengar keluhan Damar sembari sesekali membalas sedikit keluhan Damar dengan niat membuat Damar berhenti mengeluh lagi.

“Seingat saya, enam bulan yang lalu ada pergantian Bupati di kota M kan, Pak?” tanya Ali.

“Ya, kota M mendadak ganti Bupati yang baru menjabat belum lama enam bulan yang lalu. Kalo enggak salah, Bupati itu dicopot dari jabatannya karena kasus korupsi.” Damar berusaha mengingat apa yang terjadi enam bulan lalu di kota M. “Berkat kasus itu, ada banyak hal terjadi di kota M. Dari yang aku dengar, perekonomian kota M turun drastic sejak kasus itu. Ada banyak proyek besar di kota M yang rencananya akan dibangun, dibatalkan karena kasus korupsi. Ada banyak PHK besar-besaran di perusahaan di kota M. Mungkin karena alasan itulah, jumlah kejahatan di sana meningkat.”

Fiuh! Ali bersyukur karena Damar akhirnya menemukan jawaban untuk keluhannya. “Mungkin juga, Pak.”

Lihat selengkapnya