M.A.T.A.D.O.R

mahes.varaa
Chapter #15

KORBAN KELIMA

“Ini gila! Kali ini beneran gila, Damar!”

Yayok hanya bisa mengeluh berulang kali setelah melihat tiga pria pembunuh yang dicari kepolisian kota M hingga meminta bantuan kepolisian kota XX karena diduga melarikan diri ke kota XX.

“Stop ngomelnya, Yok! Aku juga sama kesalnya kayak kamu!!” Damar juga sama kesalnya dengan Yayok melihat tiga pria pembunuh yang dicarinya kini sudah mayat dengan keadaan yang mengerikan.

“Gimana aku enggak ngomel? Pembunuh yang kamu kejar ini sampai kasus Toha kemarin jumlah korbannya selalu satu orang. Tapi sekarang jumlahnya langsung meningkat jadi tiga. Ini artinya pembunuh ini semakin berani kan?”

Damar setuju dengan ucapan Yayok. Hanya dengan melihat jumlah korbannya yang meningkat, Damar tahu bahwa pembunuh yang dikejarnya semakin berani dan ke depannya jika Damar tidak segera menangkapnya, angka korban dari pembunuh ini mungkin akan meningkat.

“Aku setuju soal itu, tapi lupakan masalah itu dulu! Sekarang aku butuh waktu perkiraan kematian tiga pria ini?” Damar berjongkok menatap tiga mayat pria pembunuh yang melarikan diri dari kota M.

Sial sekali kalian. Kalian datang kemari untuk menyelamatkan diri, tapi sayangnya di sini ada pemburu penjahat seperti kalian yang sama sekali enggak punya rasa takut atau iba untuk membunuh kalian. Damar hanya bisa menatap datar ketiga mayat itu secara bergantian sebelum matanya berhenti pada Ali yang kini sibuk mengambil gambar dari mayat tiga pembunuh itu.

Tangan Ali kini tak lagi gemetar seperti tadi. Mata dan raut wajahnya yang tadi sempat terlihat ketakutan seperti anak baru yang baru saja terjun ke lapangan, juga sudah menghilang. Bisa dikatakan Ali sudah kembali ke keadaan seperti semula-asisten yang sempurna bagi Damar.

Hanya saja … Damar masih tidak bisa melupakan bagaimana ekspresi Ali tadi. Raut wajah dan tangan gemetar Ali tadi, sangat mengganggu Damar.

“Kematian mereka mungkin enggak lama dengan kematian Toha. Itu perkiraanku. Untuk hasil jelasnya, aku harus melakukan autopsi, Damar. Keadaan mayatnya benar-benar buruk.”

Damar mengangguk setuju dengan Yayok mengingat ada banyak polisi yang datang ke TKP tadi muntah-muntah begitu masuk ke dalam rumah ini.

Bagaimana tidak muntah? Pembunuh yang Damar dengan Ali ini membunuh korbannya dengan cara yang sama dengan kejahatan yang dilakukan oleh korbannya. Mayat Adi dan Indra tidak kelihatan buruk. Adi diperkirakan mati dengan cara dicekik melihat ada bekas tertinggal di lehernya. Wajah Indra penuh dengan lebam pertanda ada banyak pukulan di wajahnya. Keadaan itu sesuai dengan laporan Adi dan Indra saat membunuh korbannya. Dan juga karena Indra menyembunyikan mayat korbannya di dalam lemari, mayat Indra juga ditemukan di dalam lemari.

Sementara itu mayat Adi ditemukan tergeletak di lantai dengan sikat gigi tertusuk di lehernya. Di sekitar mayatnya ada banyak genangan darah dari lehernya. Melihat Adi sepertinya tidak melakukan perlawanan ketika lehernya ditusuk dan darah mengalir dari sana, Adi mungkin telah dibius sebelum dibunuh.

Dari tiga pria pembunuh yang Damar dan Ali cari, yang keadaannnya paling buruk adalah mayat Surya. Bau busuk yang menyengat dan membuat banyak polisi muntah-muntah berasal dari mayat Surya. Beruntung Damar dan Ali sudah berulang kali menemukan kasus mutilasi dan beberapa kali menyaksikan Yayok melakukan autopsi, jadi baik Damar dan Ali tidak muntah dan bisa melakukan penyelidikan seperti biasanya. Tapi hal itu tidak berlaku untuk polisi di sektor yang jarang menangani kasus seperti ini.

Mayat Surya dipotong menjadi lima bagian: dua lengan, dua kaki dari lutut ke bawah dan bagian dada. Keadaan tubuh yang terpotong-potong itu lebih cepat membusuk dan menimbulkan bau yang benar-benar tidak sedap yang jelas tidak bisa ditahan jika tidak terbiasa seperti Damar, Ali dan Yayok.

Dalam salah satu laporan yang diberikan Komisaris di sana tertulis jika Surya yang dianggap sudah kehilangan kewarasannya karena hutangnya, kemudian membunuh istrinya dan sekarang mati dengan cara yang sama seperti saat Surya membunuh istrinya. Bahkan penyebab kematian Surya diperkirakan Yayok, sama dengan penyebab kematian istrinya: pukulan benda tumpul di belakang kepalanya.

“Aku paham. Lakukan autopsi secepatnya dan berikan hasilnya dengan cepat, Yok!”

Lihat selengkapnya