M.A.T.A.D.O.R

mahes.varaa
Chapter #18

DESA PENCURI PART 1

Sekembalinya dari kota M, Damar dan Ali melakukan penyelidikan mengenai korban dari Aji, Bayu dan Toha. Di antara tiga orang itu, korban Aji dan Toha-lah cukup banyak jumlahnya. Tapi yang paling menyulitkan adalah korban Aji. Seperti yang diketahui sebelumnya Aji adalah pengedar narkoba. Secara harfiah, Aji tidak membunuh korbannya secara langsung tapi jumlah korbannya cukup banyak, mengingat setahun yang lalu Aji menjual narkobanya pada kalangan anak sekolah dengan dalih obat pintar.

Korban Aji sangat sulit diselidiki karena ada keluarga yang melaporkannya dan ada juga yang tidak. Beberapa keluarga yang anaknya jadi korban Aji bahkan ada yang sudah pindah keluar kota, ada yang sudah kuliah di luar kota dan beberapa di antara memilih untuk tutup mulut. Tapi di antara banyak kasus, ada satu kasus yang menarik perhatian Damar.

Kasus itu adalah kasus yang ditunjukkan Ali pada dirinya dan pada Yayok mengenai bagaimana Aji tewas. Cara Aji tewas memang dikaitkan dengan kasus anak yang mati tenggelam setelah pingsan dalam keadaan overdosis, jatuh ke kolam renang dan terlambat mendapatkan bantuan. Matador membunuh Aji dengan menggunakan cara anak itu mati. Awalnya Damar mengira karena berita itu adalah berita paling menghebohkan mengenai semua korban Aji yang mengalami overdosis dan mengalami kematian.

Tapi setelah Damar melakukan pemeriksaan terhadap anak dalam berita itu, Damar menemukan sesuatu yang sedikit mengganggu pikirannya. Anak dalam berita itu rupanya satu sekolah dengan anak dari pria yang dianggap Ali sebagai ayah keduanya. Damar ingat betul Ali pernah cerita padanya dengan raut wajah sangat bahagia mengenai anak itu ketika diterima di SMA terbaik di kota XX.

Kenapa kamu enggak bilang, Li?

Yang membuat Damar semakin penasaran adalah sikap Ali yang diam mengenai fakta itu. Damar penasaran arti dibalik sikap diam Ali itu: Ali tidak ingin membuka luka lamanya mengenai dua orang yang dianggapnya sebagai keluarga yang belum lama ini pergi atau Ali memilih diam dengan alasan lain.

Dan sama seperti sebelumnya, Damar hanya bisa memilih menunggu Ali untuk bicara sendiri karena masalah ini menyangkut luka lama Ali yang mungkin belum sembuh sepenuhnya.

“Pengumuman, pengumuman!”

Benak Damar yang sedang sibuk memikirkan Ali sembari diam-diam melihat Ali yang sedang memeriksa kembali semua rekaman CCTV yang ada dalam kasus pembunuhan Matador, mendadak hilang ketika mendengarkan pengumaman.

“Ada panggilan darurat masuk! Kami membutuhkan banyak personil yang siaga di kantor karena ada kerusuhan di desa S. Kabar terbaru mengatakan jika di sana ada pengeroyokan. Petugas yang dikirim darurat untuk memeriksa, tidak mampu mengatasinya karena ada banyak orang yang ikut campur dalam prosesnya dan berusaha melawan pihak berwajib! Jadi siapapun petugas yang siaga di kantor, diharapkan untuk segera terjun ke TKP untuk membantu!”

Begitu panggilan dari pengeras suara itu selesai, Damar dan Ali langsung bangkit dari duduknya. Damar mengambil jaket kulitnya, memasangkannya di tubuhnya sembari menatap unit kiriminal di mana dirinya berada.

“Mereka lagi!” Damar mengomel.

Setelah memberi perintah kepada beberapa orang untuk tetap tinggal di kantor untuk berjaga-jaga, Damar dan Ali segera menuju ke lokasi bersama dengan personil yang lain.

Wiu, wiu!!

Di depan mobil Damar dan Ali ada dua personil yang mengendarai sepeda motor dan membuka jalan. Sementara di belakang mobil Damar dan Ali, ada mobil besar sejenis truk yang mengangkut sekitar 10 orang yang bersenjatakan pelindung dan beberapa senjata seperti bom asap.

“Cih! Tempat itu lagi!”

Damar yang duduk di samping Ali yang sedang mengemudi, hanya bisa mengomel tanpa henti karena panggilan darurat tadi berasal dari tempat yang langganan sekali membuat masalah.

Desa S di pinggiran kota XX adalah desa yang dikenal dengan sebutan Desa Pencuri. Bukan tanpa alasan desa itu mendapatkan julukan itu. Desa itu adalah tempat langganan bermasalah di kota XX. Sumber kejahatan di kota XX kebanyakan berasal dari sana, karena kebanyakan orang yang tinggal di dalam desa itu berprofesi sebagai pencuri dan sudah langganan keluar masuk penjara. Tidak hanya itu, orang dari desa itu yang memilih untuk tinggal di kota pun juga tidak luput dari tindak kiriminal. Entah itu pencurian, perampokan, atau buruknya pemerkosaan dan pembunuhan, selalu ada saja orang dari desa itu yang melakukan tindak kriminalitas. Dan yang lebih buruk lagi adalah ikatan antara penduduk di dalamnya sangat kuat, hingga membuat polisi yang melakukan pemeriksaan dan penangkapan di desa itu perlu melakukan tindakan ekstra seperti yang sekarang ini terjadi.

Lihat selengkapnya