Beberapa tahun yang lalu tepatnya sebelum Ali diangkat menjadi asisten Damar, Ali pernah mendengar kehebatan lain Damar.
Selain karena Damar hebat memecahkan banyak kasus unik yang sulit dipecahkan oleh banyak detektif, Damar juga tidak punya rasa takut. Bukan hanya pada Komisaris, tapi Damar tidak punya rasa takut ketika dikirim ke Desa Pencuri. Desa S itu sudah lama dikenal sebagai Desa Pencuri dan banyak polisi yang enggan menangani kasus di sana karena tidak ingin repot dan pulang dalam keadaan luka-luka. Tapi yang Ali dengar, Damar berangkat seorang diri ke desa itu ketika harus menangkap salah satu warganya yang mencuri dan melukai korbannya dalam prosesnya.
Dari cerita yang beredar, Ali mendengar bahwa Damar datang ke desa itu dengan membawa banyak makanan dan minuman, dan diam-diam Damar sudah meletakkan obat tidur di dalamnya. Jadi ketika harus menangkap tersangkanya, Damar menangkapnya dengan mudah tanpa harus berusaha keras melawan penduduk desa pencuri yang biasanya membuat banyak polisi yang datang ke sana, pulang dalam keadaan luka dan babak belur.
Keberhasilan itu, membuat Damar-lah yang selalu ditunjuk oleh Komisaris ketika warga Desa Pencuri membuat masalah. Dan kehebatan Damar tidak berhenti di titik itu saja. Seolah tak kehabisan akal dan cara, Damar selalu menemukan cara untuk mengelabui warga Desa Pencuri ketika harus berurusan dengan desa itu.
Bolak balik membuat masalah dan masuk penjara, sepertinya tidak membuat warga Desa Pencuri jera. Ada desas-desus yang beredar. Dikatakan dua tahun yang lalu, pemerintah kota XX dan bupati sepakat bahwa Desa Pencuri sudah cukup meresahkan dan berniat untuk melakukan perubahan terkait desa itu. Awalnya pemerintah memaksa semua orang di desa itu untuk pindah dengan harapan lingkungan yang baik akan memberikan pelajaran yang baik dan berniat untuk membumi hanguskan desa itu karena membuat citra kota XX menjadi buruk. Tapi yang terjadi justru sebaliknya, warga lain yang mengeluh karena orang-orang dari desa pencuri memiliki gaya hidup yang buruk dan terkesan selalu mengganggu. Pihak pemerintah awalnya tidak berniat mengurungkan niatnya untuk menghapus desa itu, tapi mendadak kepala desa dari Desa Pencuri meminta bantuan Damar untuk bicara dengan pihak pemerintahan.
Kabarnya sebuah perjanjian dibuat. Isi perjanjian itu mengatakan bahwa Desa pencuri tidak boleh membuat masalah di masa depan dan diharapkan julukan Desa Pencuri itu akan hilang setelah tak ada lagi kasus dari desa itu. Dan jika ada masalah ke depannya di Desa Pencuri, Damar sebagai pihak penegak keadilan akan diberi hak khusus untuk menembak di tempat mengingat Damar-lah orang yang selalu bisa menangani masalah di desa pencuri. Jika Damar menemukan masalah serius, rencana penghapusan Desa Pencuri yang ditunda akan dilanjutkan tak peduli apapun yang terjadi lagi.
Dan di sinilah Ali sekarang.
Ali melihat bagaimana Damar mengeluarkan kartu As-nya dan membuat Kepala Desa dari Desa Pencuri tidak lagi bisa membalas ucapannya.
“Ka-kami akan mengikuti prosedur yang ada.”
“Jawaban yang bagus.”
Damar tersenyum sembari menurunkan senjata api di tangannya dan meminta beberapa personil untuk menangkap orang yang terlibat dalam pengeroyokan, menyelamatkan beberapa polisi yang terluka dan segera membawa korban lain yang terluka ke rumah sakit terdekat.
Tapi sayangnya salah satu dari tiga korban pengeroyokan yang jadi alasan polisi patroli meminta bantuan, meninggal dalam perjalanan. Yang artinya kasus pengeroyokan ini telah berubah menjadi kasus pembunuhan.
“Amankan semua orang yang terlibat! Kita perlu menyelidiki masalah ini karena kasus ini sudah berubah jadi kasus pembunuhan!”
Sesampainya di kantor kepolisian, banyak orang sibuk melakukan pemeriksaan. Ada tujuh orang termasuk Kepala Desa yang melakukan penyerangan terhadap beberapa polisi yang melakukan patroli. Tapi mengenai penyerangan pada tiga orang sebelumnya hingga menyebabkan salah satunya mengalami kematian, diketahui pelaku utamanya ada tiga orang.
Awal mula kerjadian ini adalah salah satu dari tiga pelaku mengira tiga orang yang datang yang tidak lain adalah korban, hendak mencuri mobil miliknya. Pelaku kemudian meneriakkan kata maling dan membuat dua temannya datang untuk membantu.
Maling teriak maling, seperti itulah gambaran yang terjadi pada kasus ini. Maling yang biasanya mencuri berteriak maling ketika ada orang yang mengaku sebagai pemilik mobil yang sebenarnya dari mobil itu. Dan bukannya memperjelas keadaan dnegan bicara tiga ornag itu mnengeroyok tiga korban secara bergantian. Beruntung salah satu dari tiga korban berhasil memanggil bantuan darurat.
Tapi setelah polisi patroli datang, tiga orang itu tidak berhenti mengeroyok tiga korban. Polisi patroli berusaha menghentikan pengeroyokan itu, tapi tiga orang itu sudah seperti orang kesetanan dan pengeroyokan beralih ke arah polisi patroli.
Tidak berhenti di situ saja, tiga orang itu memanggil beberapa temannya termasuk Kepala Desa. Dan buruknya, Kepala Desa yang harusnya menghentikan pengeroyokan itu, justru ikut terjun dalam pengeroyokan itu.
Ali akhirnya paham kenapa Damar memintanya untuk berhati-hati. Kebiasaan buruk warga Desa Pencuri tidak berubah bahkan setelah beberapa tahu kelihatannya tenang.
“Pak.” Ali memanggil setelah melakukan pemeriksaan kepada dua korban yang selamat.
“Gimana kesaksian mereka?”
Ali menjelaskan alasan ketiga korban datang ke desa itu. Ketiga korban datang ke desa itu untuk melacak mobil mereka yang hilang hampir enam bulan lamanya. Korban yang tewas merupakan pemilik rental mobil. Enam bulan yang lalu salah satu mobilnya yang disewa tidak kembali dan dilaporkan hilang. Setelah enam bulan menunggu dan tidak kunjung mendapatkan kabar dari kepolisian, korban bersama dengan dua temannya berusaha melakukan pencarian dengan cara mereka sendiri.
Entah itu kebetulan atau bukan, navigasi yang dipasang di mobilnya tiba-tiba menyala dan menunjukkan lokasi mobilnya yang hilang. Korban akhirnya pergi bersama dengan dua temannya untuk mengecek lokasi terakhir di mana navigasi mobilnya muncul. Dan ternyata benar, mobil itu ada dan diakui oleh orang lain yang tidak lain adalah pelaku yang meneriaki korban sebagai maling.
“Itu yang saya temukan, Pak.” Ali mengakhiri penjelasannya.
“Jadi … pada akhirnya maling teriak maling?”
“Ya, Pak.” Ali menganggukkan kepala setuju dengan komentar Damar.