M.A.T.A.D.O.R

mahes.varaa
Chapter #23

BENANG MERAH

Begitu tiba di kantor kepolisian kota XX, Damar langsung menghampiri bagian foresik untuk melihat dengan mata kepalanya sendiri petunjuk keenam yang ditinggalkan oleh Matador-pembunuh yang sedang diburunya beberapa waktu ini.

“Sial!”

Damar hanya bisa mengumpat geram sembari menggaruk kepalanya  karena tidak percaya petunjuk keenam dari Matador: huruf O dengan cat merah, benar-benar ada di depannya sekarang ini.

“Kenapa tanda ini ada di sini?”

Damar mengomel tidak memahami apa yang sedang terjadi. Damar yakin bahwa Matador yang diburunya belakangan ini hanya membunuh para penjahat. Tapi sekarang dua petunjuk muncul dengan cara yang tidak biasa. Pertama di kebakaran Desa Pencuri di mana pelakunya melakukan pengeroyokan dan bukan pembakaran. Lalu yang kedua, petunjuk berikutnya ditemukan pada salah satu bagian mobil dalam kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas ini memang disebabkan oleh mobil yang dikendarai anak SMA, tapi apa salahnya dengan anak SMA?

Damar benar-benar tidak mengerti kenapa Matador-pembunuh yang dikejarnya, harus berurusan dengan anak SMA.

“Kalo kamu butuh jawaban untuk pertanyaan itu dan rasa penasaranmu itu, kamu tinggal tanya sama Ali. Kurasa, Ali tahu jawabannya. Ali tadi datang ke sini dan memeriksanya dengan harapan enggak menemukan tanda Matador itu di sini! Tapi apa yang Ali harapkan, enggak terjadi. Tanda Matador benar-benar muncul di sini!” Yayok menepuk bahu Damar berusaha menenangkan Damar yang saat ini tidak bisa memahami kejahatan Matador.

“Sial!”

Damar memanggil Ali yang sedang sibuk mengurus masalah Desa Pencuri dan meminta Ali melimpahkan sementara tugasnya pada tim lain yang membantu. Damar memanggil Ali ke bagian forensik di mana Yayok berada. Sama seperti Damar, Yayok juga butuh penjelasan mengenai apa yang Ali ketahui.

“Sekarang beri aku penjelasan, Li! Gimana kamu tahu Tanda Matador sialan ini ada di sini?” Damar yang sudah cukup lama menunggu penjelasan Ali, kali ini tidak lagi bisa bersabar. Damar kehilangan kesabarannya karena korban keenam Matador kali ini bukannya penjahat seperti yang Damar duga selama ini, melainkan hanya lima anak SMA.

“Sebelum saya jelaskan pada Bapak gimana saya bisa menemukan korban keenam Matador ini, saya akan jelaskan masalah lain dulu, Pak.”

“Masalah apa?” Damar menggaruk kepalanya karena sudah kehilangan kesabarannya.

“Lima anak SMA penyebab kecelakaan beruntun ini bukan lima anak SMA biasa, Pak.”

“Mak-maksudnya? Apa yang enggak biasa dari lima anak itu?” Damar mengerutkan alisnya mendengar penjelasan Ali.

“Ya, apa maksud omonganmu itu, Li?” tanya Yayok yang sama herannya dengan Damar.

Ali mengeluarkan tabletnya. Ali mencari sesuatu dari tabletnya dan tidak lama kemudian Ali menunjukkan tablet itu pada Damar dan Yayok. Di layar tablet itu muncul sebuah artikel mengenai sebuah kecelakaan yang terjadi beberapa bulan yang lalu.

Kecelakaan itu adalah kecelakaan yang sempat ramai beberapa bulan lalu. Kecelakaan itu melibatkan enam anak SMA. Lima di antaranya berniat untuk memberi kejutan ulang tahun pada temannya. Kejutan ulang tahun itu harusnya jadi kejutan yang membahagiakan. Tapi ternyata yang terjadi justru sebaliknya.

Kejutan itu berubah menjadi tragedi.

Lima anak itu berniat untuk mengerjai temannya dengan melemparkan teman mereka yang berulang tahun ke dalam kolam di sekolah mereka, baru setelah itu memberi kejutan dengan membawa kue ulang tahun sebagai tanda mengucapkan selamat ulang tahun.

Sayangnya lima anak itu tidak tahu jika teman mereka tidak bisa berenang. Ketika teman mereka jatuh ke kolam, anak itu berusaha untuk meraih apapun untuk naik ke atas. Dan sialnya, yang digunakannya untuk mencoba naik ke atas adalah kabel dengan bagian pelindung kabel yang terkelupas. Arus listrik dari dalam kabel itu langsung menyambar anak itu dan keadaannya yang sedang berada dalam air memperburuk situasinya.

Aliran listrik ditambah dengan air langsung membuat Anak itu langsung tewas di kolam itu dan kejutan ulang tahunnya yang penuh suka cita berubah menjadi hari duka cita.

“Li, kasus itu kan-“ Begitu membaca berita yang Ali tunjukkan, Damar langsung teringat kasus itu.

“Benar, Pak. Kasus itu adalah kasus yang jadi penyebab kematian Reno-anak dari orang yang saya panggil sebagai ayah kedua saya-Pak Anwar. Nama Reno muncul dalam berita sebagai nama korban. Tapi lima nama temannya disembunyikan. Kasus itu juga yang jadi penyebab Pak Anwar bunuh diri, Pak.”

“Lalu, lima anak itu?” tanya Yayok memperjelas.

“Ya, Pak. Lima anak itu adalah lima anak SMA yang tewas dalam kecelakaan nahas kemarin.”  

Damar terkejut mendengar penjelasan Ali. Damar ingat dengan baik kasus itu. Kasus itu adalah kasus yang ramai dibicarakan lima bulan yang lalu. Kasus itu menarik perhatian banyak orang dan banyak kalangan mengingat pesta kejutan yang berubah jadi tragedi itu disayangkan oleh banyak orang. Damar sendiri tidak menangani kasus itu, hanya saja ada hal alasan lain kenapa Damar mengingat kasus itu.

Ali.

Kasus itu ada hubungannya dengan Ali. Lebih tepatnya ada hubungannya dengan seseorang yang dekat dengan Ali.

“Tunggu, tunggu sebentar!” Yayok menyela. “Kenapa lima anak itu enggak ditangkap? Bagaimana pun teman mereka tewas kan?”

Lihat selengkapnya