M.A.T.A.D.O.R

mahes.varaa
Chapter #30

PENGEJARAN MATADOR PART 3

Fiuh!

Sudah tiga hari lamanya, Ali bekerja sebagai penjaga di penjara kota XX. Di hari pertama tugasnya, Ali merasa sangat bosan hingga satu hari berlalu rasanya seperti sebulan. Tapi di hari kedua, Ali merasa sehari berlalu dengan sangat cepat.

“Memang kadang gini.” Rekan Ali yang berjaga bersama dengan Ali, memberikan komentarnya ketika melihat Ali menghela napas panjang setelah melewati hari berat kemarin. “Kadang kerja di sini bisa sangat membosankan sampai seharian aku ngerasa ngantuk berat. Tapi kadang ada hari di mana dalam satu hari sama sekali tidak ada hari tenang sedikit pun.”

Tiga hari ‘bekerja’ sebagai penjaga penjara kota XX, Ali mendapatkan beberapa pelajaran penting. Pelajaran pertama adalah ada kalanya penjara itu sangat-sangat tenang, tapi ada kalanya penjara bisa sangat-sangat sibuk. Pelajaran kedua adalah jangan percaya pada narapidana meski kelihatannya mereka seperti orang yang patuh.

Di hari kedua Ali ‘bekerja’ sebagai penjaga penjara, ada keributan besar yang dibuat oleh narapidana yang dikenal banyak penjaga penjara sebagai salah satu dari narapidana yang patuh. Di hari itu narapidana itu mengeluhkan perutnya sakit dan minta dibawa ke klinik di penjara.

Setelah dilakukan pemeriksaan, Dokter klinik penjara tidak bisa menemukan penyebab sakit perut narapidana itu. Tadinya narapidana itu hendak akan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan pemeriksaan. Tapi untuk melakukan itu dibutuhkan ijin dari kepala penjara dan kebetulan kepala penjara sedang sibuk.

Entah kurang sabar atau lelah berakting, narapidana itu mengamuk dan membuat keributan untuk segera dibawa ke rumah sakit. Untungnya Dokter klinik sudah biasa melihat banyak akting dari narapidana, jadi begitu melihat narapidana itu mengamuk dan kelihatan baik-baik saja, Dokter langsung membatalkan niatannya untuk membawa narapidana itu ke rumah sakit terdekat.

Fiuh!

Ali menghela napas panjangnya lagi.

“Apa enggak enak bekerja di sini setelah bekerja di kantor?” rekan kerja Ali bertanya lagi.

Enggak bisa dibandingkan! Jadi detektif jauh lebih menarik dibandingkan dengan berjaga di sini! Sebagai detektif, kerjaanku bukan hanya duduk di kantor saja! Penyelidikan jauh lebih menarik dari pada hanya berdiri berkeliling di tempat ini! Ali menjawab dalam benaknya sembari terkekeh memikirkan alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan rekannya itu. “A-aku cuma belum biasa saja.”

“Oper bolanya!”

“Ke sini!”

“Hei, ke sana!”

Biasanya saat siang hari para narapidana akan melakukan pekerjaan sesuai dengan minat atau keahlian mereka. Ada yang bekerja sebagai tukang kayu, ada yang bekerja sebagai petugas kebersihan, ada yang berkebun, ada juga yang belajar tentang kewirusahaan dan berbagai macam pelatihan lain. Tapi kadang seperti hari ini, para narapidana diberi sedikit waktu luang untuk sekedar bersenang-senang. Jadi sekarang ada banyak narapidana berkumpul di lapangan utama penajara kota XX untuk bermain sepak bola bersama. Dan di antara banyak narapidana yang sedang bermain bola, ada Rian-pelaku yang menabrak istri Pak Anwar yang setahun lalu masuk penjara.

Kalo Matador benar-benar Pak Anwar, apa dia akan benar-benar datang ke sini?

Untuk sejenak Ali merasa ragu dengan apa yang jadi alasannya datang ke penjara kota XX. Tiga hari ‘bekerja’ di penjara, Ali masih belum menemukan hal aneh dan tanda-tanda kehadiran Matador yang akan membunuh Rian.

Apa mungkin aku salah?

Ali berharap jawaban untuk pertanyaan itu adalah bahwa dirinya salah.

“Siapa mereka?” Ali yang sedang memperhatikan narapidana yang sedang bermain bola, kemudian melihat empat pria yang datang membawa wadah besar menuju ke ruang makan penjara. Dua hari kemarin Ali ‘bekerja’ memperhatikan seluruh kegiatan Rian, jadi Ali tidak menyadari tentang makanan penjara yang ternyata dibawa dari luar.

“Oh mereka, itu petugas catering makanan penjara.”

Lihat selengkapnya