Berita mengenai tertangkapnya Matador bersamaan dengan kegilaan yang terjadi di penjara kota XX, langsung tersebar dengan cepat. Kabar itu menyebar dengan cepat bak virus.
“Berita hari ini: Hari ini Kepolisian kota XX mengeluarkan pengumuman. Matador-pembunuh berantai yag belakangan ini sedang dikejar oleh kepolisian kota XX karena telah banyak membunuh penjahat, telah ditangkap oleh pihak kepolisian kota XX.”
“Berita hari ini: Matador-pembunuh berantai yang selama beberapa waktu ini menghebohkan kota XX, kni telah resmi ditangkap. Hari ini kepolisian kota XX memberikan klarifikasi jika Matador telah berhasil ditangkap di penjara kota XX. Matador ditemukan menyusup sebagai salah satu pegawai catering langganan penjara, meracuni makanan di penjara dan membuat banyak orang di penjara mengalami kegilaan. Diduga salah satu target Matador berada di dalam penjara dan membuat Matador melakukan aksi gila itu.”
“Berita hari ini: Pembunuh berantai yang beberapa waktu ini membuat publik terbelah menjadi pro dan kontra-Matador, telah ditangkap oleh kepolisian kota XX. Sosok di balik Matador adalah mantan jaksa dan pengacara terkenal dari kota XX: Anwar. Pihak kepolisian kota XX telah memberikan klarifikasi jika Matador yang tidak lain adalah Anwar telah berhasil ditangkap setelah membuat penjara kota XX dalam bahaya.”
Dan sama seperti sebelumnya ketika sosok di balik nama Matador terungkap, publik terpecah lagi menjadi dua: pro dan kontra. Sosok Anwar yang dikenal sebaga pengacara baik yang selalu menolong banyak orang dalam pekerjaannya, membuat banyak orang tetap mendukungnya bahkan setelah tahu bahwa di balik sosok Matador-pembunuh berantai yang membunuh banyak penjahat adalah Anwar.
Tidak hanya berhenti pada titik itu saja. Media berusaha menguak alasan Anwar yang berubah menjadi Matador. Semua rekam jejak Anwar semasa hidupnya, mulai dikuak dan kemalangan dalam hidup Anwar akhirnya terungkap satu persatu. Dimulai dari alasan Anwar melepaskan jubah jaksanya dan memilih untuk menjadi pengacara setelah kematian istrinya. Kasus lama itu kembali dikuak dan banyak media mulai menggali lebih dalam apa yang terjadi pada saat itu.
Satu persatu kebusukan di kejaksaan di masa itu, mulai terungkap.
Kejaksaan yang terus ditekan dengan kekuatan media massa, mau tidak mau mengambil tindakan mengenai apa yang menerima Anwar di masa lalu. Kejaksaan memecat semua orang yang terlibat dalam suap yang membuat pelaku penabrak istri Anwar hanya menerima hukuman ringan, dipecat dengan tidak hormat sebagai pengorbanan untuk menyelamatkan nama baik kejaksaan.
Media kemudian mengungkap kematian Reno-anak Anwar yang awalnya diduga sebagai kecelakaan. Kematian Reno dikuak lagi dan bukti bahwa lima teman Reno sebenarnya tahu bahwa Reno tidak bisa berenang, ditemukan.
Berita mengenai kematian Reno yang hanya dianggap kecelakaan, kemudian membuat dinas pendidikan memberikan tekanan yang besar kepada semua pendidik untuk lebih berhati-hati pada anak didikannya.
Klik!
Damar mematikan saluran beritanya dan mengganti tatapannya menuju ke arah kursi Ali-asistennya yang sudah seminggu terakhir kosong.
Pada akhirnya … keadilan yang Anwar inginkan untuk istri dan putranya, terwujud.
Keadilan itu terwujud dengan pengorbanan besar dari Anwar.
Tangan Anwar yang semula digunakan untuk menyelamatkan keadilan banyak orang, kini penuh dengan darah hanya demi menegakkan keadilan anak dan istrinya.
Dan kunci semua kasus Matador ini adalah Ali.
Di sinilah titik tragis kisah Anwar.
Anwar yang selalu menolong banyak orang dan meneggakkan keadilan banyak orang, gagal menegakkan keadilan untuk istri dan anaknya.
Anwar kemudian memilih jalan lain dan berubah menjadi pembunuh dengan nama Matador.
Tapi pada akhirnya rasa keadilannya kembali. Dalam langkahnya, Anwar meninggalkan jejak yang hanya Ali yang bisa menemukan jawabannya.
Jawaban itu akan mengantarkan Ali padanya untuk menangkapnya dengan tangannya sendiri.
Pada akhirnya … rasa keadilan Anwar selama ini kembali padanya dan membuatnya memilih akhir dari pembunuhannya untuk menyerahkan diri di tangan Ali.
Pikiran Damar berjalan-jalan kembali ke hari di mana Anwar ditangkap. Damar ingat, hari itu Ali dengan tangannya sendiri menangkap Anwar dan menyerahkan Anwar padanya di penjara XX. Damar ingat dengan baik ada jejak bekas air mata baik di wajah Ali dan Anwar.
Hanya dengan melihat hal itu, Damar tahu bahwa Ali dan Anwar telah bicara satu sama lain dari hati ke hati sebelum Ali membawa Anwar padanya.
Hari itu penangkapan Anwar berjalan lancar. Dalam proses interogasinya, Anwar mengatakan semua tindakannya selama menjadi Matador. Semenjak mengetahui kematian Reno bukan murni karena kecelakaan, Anwar sudah memutuskan untuk membalaskan dendamnya. Anwar yang diam-diam mengagumi Pedrinho Matador dari negeri Samba, berniat meniru serial killer itu jika usaha bunuh dirinya gagal.