Tahun 1972
Inilah awal kisah romantika dan dinamika tiga mahluk Tuhan itu di mulai. Banyak kisah asmara yang tersembunyi, yang pada akhirnya tampak pun dianggap sebagai hal yang lumrah saja. Atas nama pertemanan, kadang perselingkuhan pun di lumrahkan, tanpa melihat akibatnya.
Mereka mabuk dunia, padahal dunia hanyalah persinggahan sementara, yang di peruntukkan, agar manusia melaksanakan kewajiban sesuai dengan fitrahnya. Namun memang tidak semua manusia menyadari hal itu, terlebih manakala mereka abai terhadap kekuasaan-Nya.
Karir Gerry cukup cemerlang, Gerry dan Evi sudah mempunyai dua orang anak, anak yang pertama Perempuan berumur 13 tahun, anak kedua laki-laki berumur 9 tahun. Rumah tangga mereka terlihat sangat harmonis. Gerry tinggal di komplek perumahan elit, khusus untuk kalangan eksekutif pemerintahan daerah.
Sebuah rumah yang cukup besar, dengan halaman yang juga luas. Ada bangunan utama ditengah-tengah, untuk menjamu tamu khusus, disayap kiri ada hall terbuka yang multifungsi, juga sebuah paviliun. Sementara di sayap kanan ada paviliun khusus, yang merupakan bangunan dua lantai, bagian bawah ruang tamu, dan lantai atas merupakan kamar sekaligus wilayah privat Gerry dan Evi.
Paviliun khusus ini, di depannya ada carport agar mobil bisa langsung parkir di depannya, sehingga kalau ada yang datang, tidak akan diketahui oleh penghuni rumah lainnya. Situasi inilah yang membuat Rony leluasa mengunjungi Evi disaat Gerry sedang bekerja. Rony pun tinggal di komplek yang sama, dan tidak begitu jauh dari rumah Gerry.
Sebagai lelaki yang masih melajang, tidak jarang Rony sarapan pagi dirumah Gerry. Rony bisa dengan santai nimbrung ditengah-tengah keluarga Gerry, dan situasinya begitu wajar dan penuh kekeluargaan. Sering Rony di goda sama anak Gerry karena masih jomblo;
"Om Rony kok betah amat ya ngejomblo" Anya menggoda Rony.
"Om belum ada yang mau sih, dulu ada yang mau malah diambil orang" Jawab Rony sambil ngelirik Evi dan Gerry.
Kadang begitu selesai sarapan Gerry langsung pamit untuk ke kantor, sementara Rony masih tetap santai ngobrol dengan Evi dan anak-anaknya. Sedikiit pun tidak ada perasaan cemburu di hati Gerry, karena dia sudah sangat percaya pada Rony, yang merupakan sahabat sahabat karibnya.
Diluar sepengetahuan Evi, Gerry juga menjalin hubungan dengan relasi bisnisnya, Meylan. Seorang perempuan lajang, juga seorang pengusaha pengadaan barang, yang kerap bertemu dengan Gerry. Meylan hanya memanfaatkan jabatan Gerry, dan Gerry sangat tahu itu. Sehingga Gerry hanya hit and run, tidak pakai perasaan.