Tuhan tidak menyukai hal yang berlebih-lebihan, namun kadang manusia menyukai hal yang berlebih-lebihan. Semua perbuatan itu ada takaran juga ganjarannya, dan manusia diberikan akal, agar bisa mengukur perbuatannya.
Ketika dibawah Kendali nafsu, sepintar apa pun manusia akan terlihat bodoh. Itulah salah satu fungsi akal, agar manusia tidak hidup dibawah Kendali nafsu. Kendali akal akan sangat rasional, namun berbeda dengan kendali nafsu, yang cenderung memyesatkan manusia.
Aib manusia hanya manusia yang bisa menutupnya, meskipun Tuhan kadang masih menutupi aib manusia, tapi kalau manusia perlikunya sudah diluar batas aturan-Nya, maka tunggulah saatnya. Inilah yang dihadapi oleh Evi, yang tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya.
Masih di tahun 1972. Perselingkuhan Evi dengan supirnya terungkap ke publik, menjadi isu disebagian kalangan masyarakat. Rony juga tahu, tapi dia tidaklah terlalu peduli. Gerry benar-benar dibikin panik, hanya saja dia menghadapinya dengan tenang.
Gerry mengajak supirnya untuk bertemu, dalam pertemuan itu dia meminta kepada supirnya untuk tidak meneruskan lagi hubungannya dengan Evi. Gerry memberikan imbalan yang cukup lumayan kepada supirnya agar pindah dari kota X.
"Saya tidak memproses masalah ini secara hukum, tapi saya minta kamu tinggalkan kota ini" pinta Gerry dengan tegas pada supirnya
"Saya berikan kamu ini" Gerry memberikan sebuah bungkusan berupa amplop coklat ketangan supirnya. "Saya rasa itu cukup buat kamu hidup baru di kota lain"
Terhadap Evi, Gerry tidak memberi tahu adanya pertemuan dia dengan supirnya. Sedikitpun Gerry tidak menegur atau memarahi Evi. Dia ciptakan suasana seolah-olah tidak ada masalah. Gerry sangat sadar kalau semua itu adalah karena kelemahannya terhadap isteri.
Dengan caranya juga, Gerry menutup semua isu yang sudah terlanjur berkembang di masyarakat. Dia sangat tahu kalau isu seperti itu hanya akan heboh dalam sesaat. Dalam kesehariannya, Gerry tetap tampil sebagai seorang pejabat yang terhormat.
Dalam hal pelayanan publik pun kinerjanya tetap maksimal. Tidak ada cacat yang patut dibicarakan dari prestasi yang sudah ditorehnya sebagai seorang pemangku jabatan. Sebagai laki-laki, Gerry terkesan sangat plamboyan, terkesan humble, ramah kepada siapa saja.
Gerry sangat tahu kalau kebutuhan biologis Evi sangat berlebihan, sehingga sebagai seorang suami dia merasa tidak terlalu mampu untuk memenuhi. Namun memperlihatkan ketidakharmonisan rumah tangga hanya karena perkara seks, bukanlah sesuatu yang bijaksana bagi Gerry.
Dia tetap menjaga keutuhan rumah tangganya, dia juga menyadari kalau dia bukanlah suami yang baik bagi Evi. Gerry sangat sadar kalau dia pun sering selingkuhi Evi sejak mereka berpacaran, sampai sudah menikah. Karena itulah dia pun bisa mengerti atas perbuatan Evi, hanya saja Evi tidak bisa menempatkan diri, kalau suaminya adalah pejabat publik.