1974
Tidak ada jalan yang tak berujung, setiap perjalan akan berhenti pada tempat perhentian, hanya saja apakah itu merupakan tempat perhentian terakhir, atau hanya sekedar rehat, dan akan tetap melanjutkan perjalanan untuk sampai pada tujuan.
Petualangan manusia pun ada masa jeda untuk berhenti, bagi manusia yang berpikir akan memetik manfaat dari setiap apa yang sudah dilalui, jika tidak ada manfaatnya sama sekali, maka perlu di kaji untuk tidak diulangi setiap kesalahan yang sudah dilakukan.
Setelah puas menggunting dalam lipatan, berselingkuh dengan isteri temannya sendiri, akhirnya timbul kesadaran Rony untuk mengakhiri hubungannya dengan Evi. Dia memberitahukan Evi tentang rencananya tersebut. Rony mencari waktu untuk berbicara dengan Gerry, sementara hubungan Gerry dengan Evi semakin kurang harmonis.
Evi yang semakin liar dan brutal semakin tidak bisa menjaga nama baik suaminya. Secara psikis, Gerry sangat tertekan, namun tidak bisa berbuat apa-apa. Itu semenjak Gerry memberikan peluang bagi Evi untuk berselingkuh dengan Rony.
Itulah manusia yang tidak menjejak ke bumi, akan selalu melayang di ruang ketidakpastian, yang terus menyeretnya dalam arus kesesatan. Mabuk karena dunia beserta isinya, lupa kepada Sang Maha Pencipta.
Sebagai laki-laki, Gerry mulai terkena penyakit lemah secara syahwat. Dia tidak bisa lagi memfungsikan kelelakiannya. Itu semua karena terlalu tertekan dengan sikap isteri yang semakin binal, sehingga secara psikis Gerry terganggu.
***
Rony bertemu dengan Gerry disuatu tempat yang sudah mereka sepakati berdua, dia mencoba memberanikan diri untuk mengemukakan apa yang menjadi ganjalan dalam hatinya.
“Ger, aku ingin mengatakan sesuatu, yang sudah aku rahasiakan selama ini dari kamu, aku harap kamu tidak marah dan kecewa sama aku“ ujar Rony
“Soal apa ini? kok kamu sampai serius gitu Ron? kita inikan sudah bersahabat cukup lama, jadi ga ada yang perlu dirahasiakan lagi? katakan saja, aku siap mendengar kok” jawab Gerry dengan sangat santai.
“Begini Ger, sebelumnya aku mau minta maaf “ Rony masih sedikit gugup untuk mengatakannya
“Minta maaf untuk apa? aku benar-benar gak ngerti nih? Tanya Gerry dengan penasaran