Kesadaran manusia terhadap apa yang sudah pernah dilakukan kadang tidak terlepas dari Hidayah Allah, begitu pun yang dialami Rony. Pengaruh usia yang semakin bertambah, membuatnya berpikir lebih bijaksana dalam menjalankan kehidupan.
Memang tidak semua manusia menjadi bijak karena pengaruh usia, karena sikap itu dipengaruhi oleh pola pikir, bukanlah semata karena usia.
Rony sudah sampai pada puncak karirnya, dia sudah merasa tidak ada lagi yang dia butuhkan, karir dan jabatan, serta kekayaan sudah dimilikinya semua. Sekarang tinggal bagaimana memperbaiki diri untuk bekal di akhirat.
Sebaliknya dengan Listia, yang sedang di Puncak mabuk Asmara, sangat mengganggu pikiran Rony. Berbagai upaya Rony untuk membangkitkan kesadaran Listia, namun belum menampakkan hasilnya.
Ketidakberdayaan Rony sebagai suami, dalam melayani Listia secara biologis, sangat mempengaruhi kesetiaan Listia pada Rony, terlebih lagi dalam kesehariannya Listia selalu dekat dengan Fedro, dan hubungan mereka bukan lagi hubungan yang biasa.
Satu ketika Rony pernah menyampaikan kegundahannya pada Listia, namun jawaban Listia pun sangat menyakitkan Rony. Perbedaan usia yang cukup jauh, menjadi kesenjangan pemicu perselingkuhan Listia.
Rony mencoba membuat aktivitas pengajian di rumahnya, dengan mengundang orang-orang yang memiliki kompentensi dalam bidang agama, tujuan Rony agar Listia juga mendapatkan siraman Rohani. Kegiatan itu tidak berlangsung lama, karena Listia juga memiliki kesibukan yang terkait dengan jabatan Rony.
Puncak dari kemelut yang dihadapi Rony, Listia memberontak, dan ingin kembali ke Jakarta, dia sama sekali tidak peduli dengan jabatan Rony,
"Bang ingat ya komitmen kita sebelum menikah, kalau abang tidak bisa pegang itu, saya akan kembali ke Jakarta", itulah yang dikatakan Listia, saat Rony meminta Listia mengurangi kesibukannya