Maafkan Aku yang Telah Jatuh Cinta

Jane Lestari
Chapter #13

Bagian 13

Camelia menatap Leo. Dia memberi isyarat, meminta Leo memulai kalimatnya.

Katanya ingin bertemu. Sudah bertemu, malah diam!

Kembali, Camelia mengoceh sendiri. Entah apa lagi yang harus dia lakukan, agar ke dua makhluk di depannya, tidak hanya diam.

“Kalau kalian hanya diam begini, aku pergi!”

“Jangan, Li!” Sahut dua orang itu, serentak.

Camelia terkekeh. Tidak habis pikir, kelakuan dua orang dewasa itu.

Kembali membisu.

“Lagi-lagi diam! Kalian mau apa sih? Aku ingin pergi membersihkan diri! Sikap kalian ini lebih bocah dari bocah sekali pun!” Lia mulai meninggikan suaranya, dongkol.

Leo mengangkat tangannya. Meminta maaf.

Dia mengangguk tanda dia ingin bicara. Dia berjalan menuju Mey. Tapi, Mey mengalihkan wajahnya.

Leo duduk di kursi samping tempat tidur Mey, berusaha menggapai tangan istrinya, tapi wanita itu menghindar.

“Sayang, aku benar-benar minta maaf. Aku sangat bersalah. Aku begitu terluka melihatmu sakit seperti ini. Mey, jangan diam saja. Aku sangat merindukan suaramu, Sayang.”

Leo benar-benar terluka. Mata itu menunjukkan kenyataannya. Matanya berkaca-kaca.

Sayang, sayang. Gombal banget! batin Lia.

Mey masih terpaku.

“Sayang, Leo minta maaf ya. Leo sangat mencintaimu. Apa lagi yang harus aku katakan. Aku mohon, maafkan Leo, ya. Apa pun Leo akan lakukan, agar Meylani memberi maaf.”

Mey tersenyum ke arah Lia. Dia tampak sedang mengerjai suaminya.

Camelia mengangkat alis.

“Kalau Mas sudah selesai, silakan balik saja. Aku mau istirahat!” ucap Mey, membelakangi Leo.

Leo tersenyum.

Dia sudah cukup lega bisa menyampaikan isi hatinya dan mendengar suara istrinya. Dia langsung menuruti perkataan Mey. Dia meninggalkan kamar itu.

“Mey, kamu enggak kasihan? Kamu lihat, dia benar-benar kacau. Dia tidak lagi memperhatikan dirinya.”

“Aku tahu dia sangat mencintaiku, Li. Tapi, biarlah seperti ini dulu. Semoga bisa jadi pengalaman berharga untuknya dan juga untukku.”

“Oke, apa pun yang terbaik untuk kalian berdua.”

“Terima kasih ya, Li.”

“Lagi-lagi terima kasih. Sudahlah.”

Mey tersenyum.

Camelia Zenia.

Camelia akhirnya bisa membersihkan diri, saat perawat datang membawa makanan untuk Mey.

Ruang perawatan Mey cukup luas dengan kamar mandi cukup besar. Sehingga Lia tidak perlu meninggalkan Mey.

“Udah segar?”

“Iya, segar banget.”

“Kamu enggak ganti baju?”

“Enggak bawa, Mey. Aku lupa.”

Meylani merasa bersalah. Karenanya, Camelia tidak lagi memperhatikan dirinya. Dia menyaksikan wajah itu sangat lelah.

Terdengar suara ketukan pintu.

Camelia seketika berjalan dan membukanya. “Oskar!”

“Iya, Mbak. Aku ke sini, membawa ini.”

Lia mengernyitkan dahi. Terkejut dengan kedatangan Oskar.

Lia menerima bungkusan itu. “Oskar enggak masuk dulu?”

“Aku langsung balik ke kantor, Mbak.”

“Makasih ya.”

Oskar berlalu dan meninggalkan Camelia yang masih berdiri, bingung.

“Siapa, Li?”

“Oskar, teman kantor. Membawa ini.”

Camelia meletakkan bungkusan itu. Dia masih menatapanya, gamam.

“Dari siapa?” tanya Meylani.

“Ya Allah, aku sampai lupa menanyakannya.”

“Di buka aja.” Meylani tampak ikut penasaran.

Camelia lantas membuka bungkusan itu. Terlihat seperti makanan, tapi bungkusannya berbeda.

Camelia membuka dan memperlihatkan pada Meylani.

Mey tertawa.

Sweet banget sih.”

Lihat selengkapnya