Maafkan, Nayla Bu

Sriwahhh
Chapter #3

CHAPTER TIGA

Kita hanya sebatang kara buka orang kaya.

"Jika kalian ingin terus melanjutkan untuk kuliah, silahkan. Dan, jangan datang ke sini, PERGI SAJA!!!"

"SUDAHH, sudah malam ini. Kesian anak-anakmu, yang seharian sudah belajar dan bekerja. Biarkan mereka istirahat."

Nazla membuka pintu setelah mengucapkan salam. Lalu mencari mereka dan bertemu. "Ada apa ini? Kok, serius kayak gini?"

Nayla masih menyeka air matanya agar tidak terlalu ia tumpahkan begitu saja. Agung bingung harus bagaimana.

"Aku bawa martabakk, belum pada makan 'kan? Ini, martabak spesial dari calon mantu. Ahaha."

Jawab Agung untuk memperhangat suasana. "Eii, mari kita makan. Nanti keburu dingin, ayok Nay."

Di keramik yang sudah terbelah-belah mereka mengulurkan tikar dan membawa piring serta gelas yang akan mereka gunakan untuk makan. Dengan posisi yang melingkari makanan yang sudah tersaji mereka duduk bersama. Mungkin hanya martabak telor dan nasi tetapi begitu nikmat, karena tidak setiap hari mereka memakannya.

"Nah, begini cari calon mantu. Yang bisa bahagiakan keluarga si calon istri, bukan pendidikan yang tinggi, karena kita harus sadar diri! KITA HANYA ORANG MISKIN."

"Jaga ucapanmu! Apapun itu, mereka itu anak-anakmu, jangan berikan contoh yang buruk. Tapi, beri mereka semangat agar lebih terlihat kuat walaupun hatinya tersayat."

Nayla memang cengeng, untuk kesekian kalinya ia menangis. Nayla berdiri lalu menghampiri ibu dan memeluknya dari belakang.

"Hikss ... Nayla sayang Ibu, hiks, hiks, hikss."

"LEPASKAN, anak DURHAKA! Saya tidak pernah menganggapmu ADA!! Bagi saya, kamu adalah anak kotor!!"

Nayla terpental, lalu dibangunkan oleh neneknya. "Ini bukan kesalahan anakmu, tetapi DIRIMU!!"

"IBU, NAYLA rela Ibu lakuin apa aja, asal izinkan Nayla untuk memeluk Ibu sekali aja. Nayla hanya ingin memeluk ibu, walaupun hanya semenit."

"Jangan coba untuk dekati saya, apapun itu alasannya KAMU HANYA ANAK KOTOR!"

"BERHENTI!!"

ARGHH ... argh ....

"Nek? Nenek kenapa?" tanya Nayla yang sudah panik karena melihat neneknya sudah terbaring kesakitan dan memegang kencang dadanya.

Lihat selengkapnya