Alhamdulillah, mamah baik-baik saja. Tapi siapa yang meninggal. Batin Nayla bertanya-tanya.
"KAMU PUAS?! ANAK HARAM! Hiks, kamu puas?!!!! Udah hancurkan keluarga saya!!!!!" cegat Julaiha, pada saat Nayla akan masuk ke dalam rumah.
Nayla menangis kencang, karena ia tidak tahu apa-apa. "Maafkan, Nay, Mah. Maafffkan, Nayy."
"ANAK TIDAK TAHU DIRI!!!"
"MAHH! Sudah, kesian Nay. Dia baru pulang sekolah, tidak tahu apa-apa," sanggah Agung.
"Dia sudah merencanakan ini semua! Dia sangat licik, perlahan ia menghancurkan kita semuaaaaa. Pertama ayahmu, dan sekarang nenekmu, Agung!"
"Nenek? Jadi, nenek yang meninggal? Nekkkk, nenekkk, ini Naylaaa, nekkk." Nayla langsung menyerobot masuk.
"KELUAR KAMU!!! GARA-GARA KAMU, IBU SAYA JADI SEPERTI INI!!!!!"
Nayla hanya menjadikan omongan Julaiha angin lalu. Ia langsung memeluk Eha yang sudah tertutup dengan kain putih, air mata yang tercipta melebar sampai ke kain yang terpakai oleh Eha.
Nayla membuka kain penutup wajah Eha. "Nekkk, maafin Naylaaa, maafin Naylaaa. Nayla memang anak gak guna!!!"
"Pergi dari sini, kamu anak HARAM!!" kata Julaiha yang menarik Nayla yang sedang memeluk Eha.
Tapi pelukan Nayla semakin kencang pada Eha. "Iya, emang Nayla salah. Tapi Nayla mohon, sekali ini aja, Mah. Izinkan Nayla pekuk nenek untuk terakhir kalinya. Nay, mohon, hiks, hiks, hiksss."