Maafkan, Nayla Bu

Sriwahhh
Chapter #6

CHAPTER ENAM

"Aa- Abang gak ngusir Nay, Abang hanya takut kehilangan mamah."

"Hiks. Jadi, menurut Abang. Nay, anak pembawa sial?!"

Potong Agung. "Bb, bbukan gitu Nay."

"Hikss, terus apa Bang?? Apa?????? Hiks, hikss."

"Kamu tau sendiri 'kan?" tanya Agung.

Nayla masih tidak menyangka dengan keputusan Agung itu, mungkin memang ini jalan terbaiknya.

"Nay, bisa hidup sendiri, insya Allah. Pasti Allah bantu dan selalu jaga Nay."

Agung hanya menunduk merasa bersalah.

"Nay, cuma mau melihat nenek untuk terakhir kalinya, jadi Nay mohon, hiks. Boleh 'kan liat nenek sampai dikuburkan. Hiks, hiks," kata Nayla dengan penuh permohonan.

"Iya, gapapa. Tenang, untuk biaya sekolah dll, nanti Abang yang tanggung, nanti Abang juga yang ngambil alih semua kebutuhkanmu. Jadi, jangan takut, Abang hany-

"Gung, takut keburu sore, kesian juga nenekmu. Jadi, di makamkan sekarang aja!" kata seseorang yang menghapirinya.

"I- iyaiya, boleh." Agung pergi bersama orang itu.

Langkah Agung terhenti.

Nayla sangat lemas, badannya sangat kaku. "Udah, nanti kita bahas lagi. Kita hanya bisa doain buat nenek jangan lupa untuk ayah juga." Agung mengelus kepala Nayla dan menciumnya lalu pergi.

Bukan masalah itu yang Nayla pikirkan, tetapi perihal rasa sayang yang dimiliki olehnya untuk Jamilah, meski orang tuanya tidak menganggap ia ada namun rasa cintanya tidak akan sirna.

"Nay! Siniiii," panggil Aniyya.

Nayla mengangguk dan tersenyum tipis.

BRUK!

Lihat selengkapnya