"Kak, Nay cuma mau tahu aja. Enggak lebih kok, gapapa Nay pergi dari sini. Tapi, Nay mohon jangan ada kebohongan, Nay berhak tau."
"Hiks. Jadi gini Nay,
BRUK.
Nayla dan Agung melirik sebuah benda yang terjatuh. Lalu mereka saling menatap satu sama lain.
"Gapapa," kata Julaiha dibalik pintu.
KREK.
Lalu Julaiha membuka pintu. "Nayla kali ini masih saya ampuni. Tapi ingat! Jangan coba-coba untuk pergi, apalagi untuk ngaji di masjid!! Untuk apa coba? Gak guna."
Baru saja ia ingin menunjukkan gigi yang tidak begitu rapih, tetapi ia urungkan.
Nayla sedikit kecewa. "Tapi-
"Nay ...," serobot Agung untuk menghentikan ucapan Nayla.
"Kamu ngerti?" tanya Julaiha pada Nayla. Hanya dibalas tatapan kosong.
Tanya Julaiha sekali lagi. "KAMU MENGERTI?"
"Lebih baik, Nay pergi dari sini daripada tersika oleh keluarga sendiri!" jawab Nayla.
"Nayy! Naylaa! Sadar!!!" geram Agung pada adiknya tersebut.
Nayla memaksa untuk berdiri. "Nay juga masih punya harga diri. Nay masih bisa menahan untuk kejadian kemarin dan dulu. Tapi untuk ini, maaf Nay gak bisa."