"Istrinya lucu, semoga anak saya bisa kayak istrinya Mas," ucap suami ibu yang tadi.
"Ssaya-
Potong Gilang. " Iya, aamiin. Memang gini, istri saya itu. Kalo gitu, saya sama istri masuk duluan ya."
Nayla bete lagi dengan keadaan ini, Gilang sedikit tertawa melihat raut wajah Nayla.
"Iya, Mas. Saya sama istri sudah belanjanya."
Nayla melangkahkan kaki cepat, dibelakangnya Gilang tengah mengikutinya.
"Nay, tunggu dong!"
Nayla hanya mengacuhkan Gilang.
"NAY!"
"Apaa?" jawab Nayla tapi tidak menengok ke arah Gilang.
"Sayang jangan marah-marahhh~" Gilang berjoged layaknya di aplikasi yang sedang viral.
"Astagfirullah, Gilanggg. Bikin malu aja." Nayla menutup wajahnya dengan hijab yang ia kenakan. Lalu mengambil troli dengan segera mungkin.
Nayla mengambil makanan, minuman, dan yang lainnya. Gilang hanya mengikutinya dari belakang. Sebelum Nayla mengambil barang pilihannya, ia mencari barang yang diminta oleh mamahnya Gilang.
"..., ..., ..., ..., udahh. Tinggall ohiyaaaa."
Nayla teringat sesuatu.
Softex. Pikirnya.
Nayla melirik sekitar, lalu melajukan trolinya.
"Ini dia." Nayla mengambil pembalut yang cukup besar, untuk stok.