Ternyata seteleh beberapal lama mengenal Gilang, ia baru sadar bahwa Gilang memang good looking and good attitude. Gilang di mata Nayla memiliki nila lebih.
Dan Nayla baru sadar, ternyata, Gilang itu sangat menghormati wanita. Nayla berjalan dibelakangnya, lalu ia dipersilahkan untuk nunggu di sebuah meja kosong. Sedangkan Gilang yang memesan makanannya.
"Jangan disini." Gilang menarik tangan Nayla dan membawanya kesebuah meja yang lumayan cukup besar. "Disini."
"Terlalu besar, Gilangggg."
"Enggak, standar kok."
"Ihhh, dasar nyebelin!"
"Mas, untuk daging panggang kebetulan habis, mau diganti?" tanya seorang pelayan yang menghampiri mereka.
"AYAM BAKAR AJA!" Sontak mereka menyaut bersama.
Nayla dengan Gilang saling menoleh satu sama lain. Raut wajah mereka seperti orang kebingungan.
"Mbak tadi bilangnya Mas apa Mbak?" tanya Gilang pada pelayan.
"Maaf, tadi saya bilang 'Mas, untuk daging panggang kebetulan habis, mau diganti?' itu, Mas," papar pelayan tersebut.
"Ahahaha, makasih Mbak. Iya, diganti jadi ayam bakar aja."
"Siap, Mas ditunggu pesanannya."
"Perasaan tadi manggilnya Mas, bukan Mbak. Tapi kenapa malah si Mbak yang nyaut. Ehehe," ledek Gilang dengan membanggakan diri.
"Nay, kira kamu gak denger. Yaudaaa, Nay pesan aja." Nayka tidak mau kalah.
"Ohhgitu. Ahaha."