Dunia ini terasa sangat berat ketika Aku harus siap menerima kenyataan pahit, Aku hidup sebatang kara dan tersingkir dari peradaban. Aku terlahir tanpa Ayah dan ibu. Tetapi ternyata masih ada yang bisa mendengar harapanku dan kekhawatiranku ini. dia adalah satu-satunya temanku yang selalu mengikuti ku dan menjaga ku.
Aku sangat bersyukur masih memiliki teman yang selalu menjagaku di setiap langkah hidupku, Walau berat Aku harus bersembunyi karenanya, yaa temanku itu adalah seekor macan yang diselimuti api disekujur tubuhnya. Bagi ku dia bukan alasan dari semua sumber masalah dalam hidup yang Aku jalani ini. Dia adalah cahaya penerang dalam hidupku. Dia lebih dari teman bagiku jadi Aku fikir, Aku tidak membutuhkan orang lain lagi dan dia selalu menjagaku dengan sangat baik, dia segalanya dan Aku sangat menyukainya.
Karena Aku tidak dibesarkan oleh orang tua, kosa kata ku sedikit dan Wen adalah kata pertama Imas saat Imas melihat macan api itu, Wen adalah kata singkat yang sangat mudah diucapkan untuk manusia yang jarang berbicara seperti Imas ini. Tetapi Imas adalah anak yang cerdas, seiring berjalannya waktu ia belajar sedikit demi sedikit tentang manusia saat ia mencari makan dengan bersembunyi dimalam hari, bagaimana mereka berkomunikasi dan gaya hidup mereka. Imas dengan cepat menyerap apa yang Imas lihat.
Awalnya Aku tak memiliki nama, tetapi sejak kecil macan api itu selalu memanggil ku dengan kata Nyi Mas yang artinya Putri bangsawan, jadi Aku terbiasa dengan panggilan Imas.
Bagiku malam berarti satu pagi dengan mimpi-mimpi indah yang harus ku lewati. Malam-malam panjang Aku manfaatkan untuk melihat dunia yang sangat indah di luar gua dan bertahan hidup mencari makan. Setelah pagi mulai datang, Aku pun harus bersembunyi dalam gua tempat ku dilahirkan. Begitulah kehidupan yang ku jalani ini.