Di satu pagi yang panjang seharusnya Imas gunakan waktunya untuk tidur agar malam hari bisa Ia gunakan untuk mencari makan dan bermain di luar gua untuk sedikit belajar tentang dunia luar, tetapi Imas tidak bisa tidur seperti biasanya di pagi itu.
Imas terus bergumam memikirkan banyak pertanyaan, “siapa orang tua Imas? dan mengapa dalam gua ada baju-baju berbagai ukuran yang sudah disiapkan? Apakah itu baju ibunya? Apakah semua ini sudah dipersiapkan dan direncanakan jauh-jauh hari? Mengapa Imas harus bersembunyi terus menjauh dari orang-orang? Dan mengapa makhluk macan api ini terus mengikuti Imas? Aduuuh…kenapa aku memikirkan yang tidak-tidak, padahal kan Wen sudah menjaga dan menemani selama hidupku. ini gara-gara aku ga bisa tidur nih...”
Wen si macan api itupun terheran-heran mengapa Imas belum tidur, “Imas apa ada yang kamu pikirkan?” tanya Wen.
“tidak… Imas cuma ga bisa tidur, Imas lagi pengin jalan-jalan nih mau ikut?” jawab Imas.
“loh ini kan sudah pagi? Imas ga boleh keluar!” perintah Wen.
“Baiklah Imas Cuma mau jalan-jalan di dalam gua ko, lagian kita belum pernah masuk ke dalam gua lebih dalam lagi dari ini Imaskan penasaran.” ujar Imas.
Lalu mereka berdua menelusuri gua itu, tanpa diduga-duga mereka menemukan kamar bekas tempat persinggahan manusia. Disana mereka menemukan banyak benda-benda menarik seperti senjata, lukisan-lukisan macan, dan yang paling menarik mereka menemukan buku kuno tentang Bangsa Pengendali Macan Api. Di buku kuno itu lah Imas menemukan semua jawaban dari pertannyaan yang Ia pendam selama ini.
Imas mulai membaca setiap kata yang tertera di dalam buku kuno itu.
Kisah
Bangsa Pengendali Macan Api