Matahari sudah mulai tenggelam, langit mulai merubah warnanya menjadi oranye, dan nampaknya sudah tidak ada lagi orang yang berada di hutan, saatnya imas dan wen beraksi keluar gua untuk mencari ke kota.
“Wen ayo cepat kita ke kota.” Teriak imas sambil meloncat dari pohon ke pohon seperti hewan. Sebenarnya wen tidak ingin imas mencari tau tentang siapa itu R karena wen punya pirasan tidak enak tentang buku itu, tetapi melihat imas senang dan bersemangat untuk mencari tau siapa itu R Wen pun jadi tidak tega untuk melarangnya, sejak kecil Wen terbiasa menuruti semua kemauan imas, karena Wen merasa imas adalah Tuannya yang memang seharusnya dijaga dan dituruti semua kemauannya. Ya kenapa tidak hidup dan mati si macan api kan memang ditangan pemiliknya mengikuti bagaimana keadaan pengendalinya.
“imas… apa kita pergi tidak terlalu jauh dari gua? Kita keluar hutan saja membuatku begitu menghawatirkan mu,kita juga harus melewati desa dan kita belum tau keadaan kota itu seperti apa?” ujar Wen karena sangat hawatir.
“tapi kan Wen… semua bangsa samurai ada di kota, mereka yang memegang pemerintahan sekarang, di desa hanya ada orang-orang biasa!” imas mulai kesal dengan Wen.