Macarons in love

Dewi pratiwi
Chapter #3

Break

Setelah berkutat kurang lebih dua jam di dapur, akhirnya jadilah brownies karamel aroma jeruk hasil modifikasi Chef Rayya.

Brownies yang memang dibuat tidak terlalu banyak itu, langsung lenyap seketika masuk ke perut Adam.

"Kuenya enak." Adam memberi dua jempol tangannya untuk Rayya.

"Thank you Mr. Adam," ujar Rayya sambil memamerkan gigi kelincinya. Tangan cekatannya segera membereskan sisa peralatan dapur yang masih kotor dan berserakan.

Dan akhirnya, setengah jam kemudian Rayya tak dapat lagi menahan kantuknya. Ia tertidur di apartemen Adam. Di atas sofa putih kesukaannya.

Adam yang sedang sibuk mengerjakan tulisannya, tiba tiba memotret Rayya diam diam. Menggemaskan. Dulu Rayya adalah gadis yang ceria, namun semenjak ibunya sekaligus orangtua terakhirnya meninggal Rayya menjadi pendiam dan tertutup. Walau terkadang ia berubah ceria bila sedang bercanda dengannya.

'Kembalilah ceria seperti dulu, Rayya.'

Adam menyingkirkan anak rambut di dahi Rayya. Mengecup pelan dahinya dan mengusak pelan rambut panjangnya.

'Kenapa takdir tak menginginkan kita bersatu, Rayya?'

Mengenai Rana, sungguh Adam tak ingin membuat Rayya merasa takut bersamanya bila ada Rana di dekatnya. Sungguh.

Dulu mereka bersahabat, namun entah kenapa tiba tiba Rana tak menyukai Rayya. Ia membencinya hanya karena Adam lebih mementingkan Rayya.

Dua tahun yang lalu.

Rana dan Adam bertengkar hebat. Ini karena Adam yang terlalu dekat dengan Rayya. Bahkan sering menghabiskan waktu lebih banyak dengannya daripada kekasihnya.

Adam sadar dirinya salah. Tapi Rayya itu rapuh. Ia tak tega meninggalkan Rayya sendiri tanpa ada teman yang dekat dengannya. Hanya Adam.

"Kamu pilih aku atau dia?" teriak Rana saat bertengkar dengan Adam hanya karena Adam menjemput Rayya yang kemalaman karena magang di hotel.

"Rayya itu enggak punya siapa siapa Rana. Dia hanya punya aku. Dia hanya percaya sama aku. Sedangkan kamu, orangtua kamu lengkap dan kamu punya banyak saudara yang bisa kamu andalkan. Apa salahnya aku bantu dia?" Adam berteriak kencang ketika pertengkaran itu terjadi.

"Salah, Adam. Kita ini sepasang kekasih. Hubungan kita lebih tinggi daripada seorang teman," bentak Rana.

Adam membanting buket bunga yang sengaja ia beli untuk Rana.

"Aku pilih Rayya. Bukan wanita egois seperti kamu." Adam pun pergi meninggalkan Rana yang berteriak memanggil namanya.

Dan sejak itu, hubungan mereka merenggang sampai akhirnya Rana memutuskan berkarir di jepang.

Adam terdiam mengingat pertengkaran dirinya dengan Rana dua tahun yang lalu. Komunikasi tak jelas, bahkan media sosial pun saling memblokir.

Dua bulan yang lalu, Rana memintanya kembali lagi. Entah dasar apa, tiba tiba Adam menyetujuinya bahkan menyanggupi syarat dari Rana.

'Bagaimana aku bisa menjaga jarak darimu, Rayya?'

Lihat selengkapnya