Blurb
Antara hidup dan mati. Zubaidah tidak lagi mengerti berada di alam mana ia kini. Air matanya seakan sudah terkuras bercampur peluh-peluh bau para pemuda yang sudah menjamahnya. Di pelupuk matanya, wajah Emak dan
Hasan silih berganti terlihat.
Seketika penyesalan menyergap. Zubaidah berandaiandai jika saja ia mendengarkan larangan emak, pastilah ia akan selamat. Dan Hasan? Apa yang harus ia katakan dengan laki-laki yang ia cintai itu.
Suara-suara para pemuda yang kini mengelilinginya, ia dengar seperti dengung lebah. Zubaidah tidak bisa mendengar sepatah pun kalimat yang mereka ucapkan. Suara mereka bersahut-sahutan begitu riuh di telinga Zubaidah. Sama bagai kumpulan kera yang baru diberi makan. Terluka dan pasrah, hanya itu. Bahkan jika mereka membunuhnya sekali pun, Zubaidah merasa lebih baik daripada hidup bergelimang noda.